Ahli Polimer Jebolan Universitas di Jerman Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil Jadi Aman
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 30 Agustus 2024 06:25 WIB
“Kalau sudah dianggap membahayakan kesehatan, kemasan ini kan seharusnya sudah sejak lama ditarik dari peredaran. Tapi, nyatanya hal itu tidak dilakukan,” tukasnya.
Malah, menurut pengakuan Oka, Polikarbonat ini malah dikembangkan dalam pembuatan tupperware di Irlandia, Amerika dan Belgia. “Itu kan karena semua orang tahu kalau Polikarbonat itu masih aman untuk digunakan,” katanya.
Memang, dia mengakui jika BPA itu bisa membuat kromosom berubah. “Tapi, dalam kasus sudah dijadikan gaslon itu sangat aman dan sudah diteliti baik di Eropa, Amerika, dan negara lainnya. “Jika berbahaya, mereka juga kan seharusnya sudah melarang jauh-jauh sebelumnya,” tandasnya.
Baca Juga: Dokter Anak dan Kepala BKKBN Sebut Tak Ada Kaitan Obesitas pada Anak dengan AMDK Galon Polikarbonat
Karenanya, dia melihat isu-isu BPA ini dihembuskan hanya karena adanya unsur persaingan usaha saja. “Karena, di semua negara belum terbukti ada kasus migrasi BPA dari kemasan Polikarbonat yang melebihi ambang batas aman yang ditetapkan negaranya. Semua masih di bawah limit,” ungkapnya.***