Mengapa Mengurung Pikiranmu di Sangkar?: Pengantar Buku Lukisan dengan Artificial Intelligence Karya Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 02 Juli 2024 08:57 WIB
Dalam konteks ini, Rumi menggunakan metafora sangkar dan langit untuk menggambarkan keterbatasan pemikiran manusia dan potensi tak terbatas dari jiwa yang bebas.
Kutipan ini bisa diartikan sebagai ajakan untuk membebaskan diri dari batasan-batasan mental yang kita ciptakan sendiri. "Sangkar" melambangkan batasan, ketakutan, dan pemikiran sempit yang mengurung pikiran kita.
“Pintu terbuka" mengindikasikan peluang untuk kebebasan dan pencerahan selalu ada. Asalkan kita memiliki passion mengambil langkah untuk mengejarnya.
Baca Juga: 5 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Mengapa Mengurung Pikiran di Dalam Sangkar
"Terbang ke langit luas" menggambarkan potensi spiritual dan intelektual yang tidak terbatas yang bisa kita capai jika kita berani melepaskan keterbatasan.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dogma, pesan Rumi untuk membebaskan pikiran kita dari batasan sangat relevan.
Kreativitas dan inovasi sering kali membutuhkan kita untuk berpikir di luar kotak dan menantang apa yang lazim.
Saya pun menerjemahkan pesan spiritual Rumi itu ke dalam lukisan. Salah satu lukisan itu menjadi cover buku ini.
-000-
Lukisan saya untuk renungan Rumi itu merupakan manifestasi penggabungan genre surealisme dengan kultur Indonesia.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Mengapa Trump Versus Biden Dicemaskan Publiknya Sendiri?
Dalam lukisan itu, saya menampilkan berbagai figur manusia dalam sangkar burung yang tergantung di langit. Kontras dengan manusia yang mengurung dirinya sendiri, hadir burung-burung berwarna-warni yang terbang bebas.