Asisten Pelukis Bernama Atificial Intelligence akan Melampaui Van Gogh?
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 05 Juni 2024 08:00 WIB
Ada Da Vinci, Michelangelo, Van Gogh, Pablo Picasso, tetapi juga generasi berikutnya seperti Andy Warhol, Gustav Klimt, Frida Kahlo, Fernando Botero.
Bahkan juga ada pelukis Indonesia seperti Raden Saleh, Dede Eri Supria dan Affandi, yang lukisannya saya lukis ulang.
-000-
Baca Juga: Memenangkan Pilpres 5 Kali Beruntun: Pengantar Denny JA di Buku Transkripsi 100 Video Ekspresi Data
Dengan datangnya artificial intelligence yang bisa menjadi asisten melukis, muncul tiga pertanyaan penting.
Pertama, sah kah atau tidak jika lukisan dengan AI ini tetap diklaim sebagai karya sang pelukis itu sendiri?
Jawabnya: sah! Lukisan itu tetap bisa diklaim sebagai karya pelukis itu sendiri. Memang sang pelukis itulah yang masih memegang kendali.
Dalam pengalaman saya pribadi, sayalah yang menentukan apa topik yang ingin saya lukis, pesan apa yang hendak saya sampaikan, serta filosofinya dan komposisinya.
AI hanyalah asisten untuk melengkapi secara teknis. Setelah selesai, tetap saya sendiri yang mengerjakan finishing touch-nya sehingga ada emosi dalam lukisan itu.
Pertanyaan kedua, apakah karya yang dibantu AI masih bisa dianggap karya seni?
Baca Juga: Pilkada Lampung Timur: Zaiful Bokhari Berdialog dengan Konsultan Politik Ternama Denny JA di Jakarta
Jawabannya juga sama, ya ini karya seni. Karya seni selalu membawa kepada satu zaman baru yang sebelumnya belum bisa diduga.