Penulis A.S. Laksana: Tiga Hal Penting dalam Penulisan Cerpen
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 30 Mei 2024 00:01 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Penulis A.S. Laksana menjelaskan tiga hal penting dalam penulisan cerpen. Yaitu:
Penceritaan yang ekonomis
Bertutur ringkas, atau seringkas yang diperlukan oleh cerita, merupakan salah satu aspek terpenting dalam penulisan cerita pendek, dan sebetulnya dalam setiap penulisan fiksi.
Itu berarti anda harus membabat hal-hal yang mubazir dan bertele-tele dalam cerita anda. Anda harus menjaga narasi tetap padat, membuang detail-detail yang tidak relevan, dan memastikan setiap kalimat memiliki tujuan.
Pembukaan yang kuat
Pembaca cerpen tidak memiliki persiapan dan kesabaran yang cukup dibandingkan dengan pembaca novel. Mereka akan memutuskan untuk terus membaca atau membuang cerpen anda hanya dengan membaca paragraf pertama, atau bahkan kalimat pertama.
Baca Juga: Buku Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia Karya Darmawan Prasodjo Hadir dalam Bahasa Jepang
Anda bisa membuka cerita dengan kalimat yang mengejutkan, memperkenalkan konflik, atau membuat deskripsi suasana. Namun, apa pun pembukaan anda, ia harus berfungsi efektif untuk menarik perhatian pembaca, menetapkan nada cerita, dan membuat pembaca segera terhubung dengan cerita anda.
Contoh kalimat pembuka:
* Si nenek tidak ingin pergi ke Florida.
Baca Juga: Bicara Udara dan Kinderkloud Terbitkan Buku Bersuara Untuk Udara, Guna Tingkatkan Peduli Lingkungan
Pembukaan "A Good Man is Hard to Find" (Flannery O'Connor) ini sederhana namun langsung menawarkan ketegangan. Ketidaksetujuan si nenek terhadap rencana perjalanan mengisyaratkan adanya potensi konflik yang akan berkembang dalam cerita.
* Sudah larut malam dan semua orang sudah meninggalkan kafe kecuali seorang pria tua yang duduk dalam bayangan daun-daun pohon yang menghalangi cahaya lampu.
Dengan deskripsi sederhana, pembukaan cerpen "A Clean, Well-Lighted Place" ini menegaskan isolasi dan kesendirian si tua. Hemingway menciptakan suasana dan menyampaikan banyak hal di lapisan bawah permukaan dengan hanya sedikit kata.
* "George, kuharap kau melihat kamar bayi."
Pembukaan cerpen “Veldt” (Ray Bradbury) ini langsung menarik pembaca dengan kalimat dialog sederhana yang menyusupkan rasa penasaran. Mengapa George harus melihat kamar bayi? Apa yang penting di sana?
Karakter dan karakterisasi
Baca Juga: Rani Anggraini Dewi: Penulis yang Bukunya Paling Laris di Tokopedia, Terjual 4.000 Eksemplar
Karakter adalah pusat cerita, dan karakterisasi yang efisien adalah cara untuk membuat karakter hidup dalam benak pembaca. Dalam cerita pendek, penulis tidak memiliki banyak ruang untuk mengembangkan karakter secara mendalam seperti dalam novel.
Oleh karena itu, setiap elemen yang menggambarkan karakter harus dipilih dengan cermat untuk memberikan gambaran yang hidup di benak pembaca.
Anda bisa menggunakan dialog, tindakan dan reaksi, deskripsi fisik dan kebiasaan-kebiasaan kecil, monolog interior, dan sebagainya untuk mengembangkan karakter. Mengamati bagaimana orang berbicara, bergerak, dan bereaksi dalam kehidupan nyata dapat membantu anda memahami manusia dan itu penting bagi penciptaan karakter.
Baca Juga: Jonminofri Nazir: Kita Malu Pada Masiyah, Dengan Segala Keterbatasan Ia Mampu Menulis Delapan Buku
(Oleh: A.S. Laksana) ***