Albertus Patty: Tentang Putusan Mahkamah Konstitusi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 25 April 2024 02:16 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kita bersyukur karena bangsa kita memilih menyelesaikan 'konflik' Pemilu 2024 bukan secara anarkis, tetapi secara beradab di Mahkamah Konstitusi. Betapa pun mungkin ada yang tidak puas terhadap putusan MK, kita harus bersikap realistis untuk menerimanya.
Secara pribadi saya pun bersikap realistis dengan putusan MK. Di beberapa kesempatan seminar, sebagai pembicara saya selalu mengulangi pesan, agar kita semua bersikap realistis terhadap drama politik Indonesia, sehingga kita tidak terperangkap pada harapan palsu. Apa maksudnya?
Bila kita belajar dari tren sejarah politik dan tendency budaya politik kita yang masih sangat feodal, sudah bisa dideteksi bahwa MK akan mengambil keputusan yang memihak penguasa, pemenang atau yang lebih kuat.
Baca Juga: Bambang Widjojanto: Tiga Hakim Mahkamah Konstitusi Menulis Sejarah Peradaban Demokrasi Indonesia
Bahkan mungkin, sekali lagi mungkin, hampir semua proses pengadilan cenderung ke arah situ. Jadi, realistis saja! Semua sudah bisa ditebak!
Lalu dengan keluarnya putusan MK, adakah yang dikalahkan? Tidak! Karena, sekali lagi sesuai dengan tren sejarah politik dan budaya politik kita, elite politik kita akan mengambil jalan 'damai.'
Semua pihak akan menjaga kepentingan bersama dan akan saling melindungi dari 'perangkap' yang mereka gali sendiri. Pada akhirnya, semuanya jadi pemenangnya.
Damailah! Saatnya Bersinergi!
Sekarang semua elemen bangsa harus bersinergi kembali karena tantangan dan krisis dunia yang bangsa-bangsa hadapi sangat berat. Kita harus rajin memberi masukkan yang kreatif dan positif bagi pemerintah yang baru.
Kita dukung pemerintah baru agar mampu menyelesaikan PR yang Jokowi gagal total tuntaskan. Apa itu? Pemberantasan korupsi.
Di era Jokowi tingkat korupsi para elite politik meningkat sangat tajam. Kalau digabung nilainya ribuan triliun rupiah.
Menurut Transparancy International, kita termasuk negara terkorup di dunia. Ini memalukan! KPK yang menjadi primadona gerakan Reformasi pun mandul, dan bahkan menjadi bagian dari persoalan bangsa.
Kita harus memberi masukkan yang positif tetapi kritis bagi pemerintahan Prabowo dan Gibran, agar mereka mampu dan memiliki komitmen yang kuat untuk membawa bangsa ini mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
Baca Juga: Elza Peldi Taher: Keadilan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
Selamat untuk Prabowo dan Gibran. Tuhan berkati!
*Albertus Patty adalah pendeta dan anggota grup WA Esoterika. ***