Lewat Sebuah Diskusi Berdua: Inilah Alasan Denny JA Memilih Berdiri di Samping Presiden Jokowi
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 23 Februari 2024 09:03 WIB
“Dan yang ketiga, siapa yang paling mungkin menang: Ganjar atau Prabowo.”
Dari tiga kriteria ini, saya katakan, “Prabowo lah yang paling mungkin memenuhi ketiganya. Ganjar itu bagus, tapi dibanding Prabowo, kemungkinan menangnya dan juga keberaniannya untuk hilirisasi, misalnya, itu jauh lebih kuat ada pada Prabowo.”
Itulah diskusi kami. Kekuasaan itu untuk gagasan. Yang menjadi komando itu gagasan. Kekuasaan dimuliakan jika ia menjadi sarana mencapai sebuah gagasan.
Jokowi tentu saja seorang presiden yang mandiri. Saya hanya salah satu saja sumber yang ia ajak diskusi.
Saya meyakini Jokowi memang digerakkan oleh gagasan yang besar. Itu pula mengharuskannya terlibat dalam pertarungan presiden berikutnya.
Saya justru meyakini, presiden harus cawe-cawe untuk sebuah gagasan besar, sejauh ia masih berada dalam koridor yang dibolehkan oleh hukum nasional.
Itu sebabnya, dalam Pilpres 2024, saya memilih berdiri di samping Jokowi, ketika sebagian intelektual lain justru ingin melengserkannya. ***