Lewat Sebuah Diskusi Berdua: Inilah Alasan Denny JA Memilih Berdiri di Samping Presiden Jokowi
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 23 Februari 2024 09:03 WIB
Kedua, juga ini penting: hilirisasi, yang di dalamnya ada industrialisasi. Ketiga, digitalisasi pemerintahan. Digitalisasi itu nanti bisa mengurangi korupsi di negara kita secara besar-besaran.
Tapi untuk membangun legacy seperti itu membutuhkan waktu panjang sekali, 15- 25 tahun. Itu periode waktu yang melampaui jabatan presiden yang hanya 5-10 tahun.
“Karena itu, Pak, memang kita harus peduli kepada siapa yang akan menjadi the next president Indonesia berikutnya.”
Pak Jokowi juga bercerita begitu banyak pemimpin dunia mengatakan kepadanya. Di tahun 2045 nanti, Indonesia akan menjadi negara nomor empat terbesar secara ekonomi di dunia.
Tapi tentu saja leadership, soal pemimpin nasional, sangat memegang kunci berhasil atau tidak. Siapa yang menjadi presiden Indonesia sekarang ini sampai 20 tahun mendatang begitu menentukan.
Kami pun berdiskusi mengenai siapa the next president yang bisa meneruskan legacy ini, ketika berjumpa di bulan Juli 2023.
Pak Jokowi diketahui selama ini ia sangat ingin sekali Ganjar dan Prabowo itu berpasangan. Entah Prabowo sebagai calon presidennya atau Ganjar sebagai calon presidennya. Tapi pasangan Prabowo-Ganjar ini tak pernah terjadi.
Sehingga akhirnya, Jokowi harus memilih Ganjar atau Prabowo. Saya katakan juga, ketika Pak Jokowi harus memilih antara Ganjar dan Prabowo, pastikan tiga hal.
“Pertama, pastikan siapa yang lebih mungkin meneruskan dan punya kemampuan menjalankan gagasan besar itu, mulai dari Ibu Kota Negara Nusantara sampai hilirisasi.”
“Kedua juga, siapa di antara dua tokoh ini yang paling memberikan ruang kepada Bapak untuk ikut berperan.”