Inilah Alasan Quick Count Satu Putaran Saja Layak Dipercaya Menurut Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 17 Februari 2024 17:45 WIB
Kompas mengumumkan yang menang Prabowo dan Gibran dengan angka 58,60 persen. CSIS juga sama, mengumumkan Prabowo Gibran juga menang 58,22 persen.
Sama juga dengan SMRC. Walau pemimpinnya usulkan untuk memakzulkan Jokowi, lembaga ini pun menyatakan Prabowo yang menang 58,38 persen.
Pun juga dengan Carta Politika yang digunakan oleh tim Ganjar. Mereka mengabarkan hal yang sama: Prabowo dan Gibran menang 57 persen.
Tentu saja, apalagi LSI Denny JA. Lembaga ini sudah mengumumkan yang menang memang Prabowo. Data yang masuk sudah 100 persen. Elektabilitas Prabowo- Gibran 58,47 persen.
Apapun latar pilihan politik. Dari manapun sumber dana. Sekali temuan ilmiah bicara, temuan ilmiah itu mengalahkan hal lain. Inilah sikap sejati seorang peneliti.
Alasan ketiga tentang rekam jejak di Pilpres sebelumnya. Penyelenggara quick count hari in i sama dengan di 2019 dan terbukti semuanya akurat.
Baca Juga: Denny JA: Kemenangan Prabowo-Gibran Berpijak dari Tiga Gagasan Penting
CNN memberitakan: quick count Pilpres tak meleset dari hitung resmi KPU untuk Pilpres 2019.
Juga di berita ANTARA: quick count LSI Denny JA di Pilpres 2019 dianggap paling presisi karena selisih quick count waktu itu dengan Pilpres versi KPU hanya 0,12 persen saja.
Dan, yang keempat, yang juga paling penting, lembaga quick count ini dengan KPU fungsinya memang saling mengontrol. Pada awalnya quick count ini dibuat untuk mengontrol KPU di negara itu.
Yang pertama kita kenal di Filipina tahun 1986. NAMFREL. Ini civil society di sana bekerja sama dengan NDI National Democratic Institute yang datang dari Amerika Serikat.