Menyimak Buku Outlook Kendaraan Listrik Indonesia 2023
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 23 Januari 2024 02:42 WIB
Paris Adnan Padhilah, dkk. Indonesia Electric Vehicle Outlook 2023. Jakarta: IESR, 2023. Tebal: 41 halaman.
ORBITINDONESIA.COM - Pada tahun 2018, sektor transportasi menyumbang 28% emisi sektor energi Indonesia, dan angka ini terus meningkat pesat.
Emisi dari sektor transportasi diperkirakan meningkat sebesar 53% dari tingkat emisi tahun 2015 pada tahun 2030, dan hampir dua kali lipat antara tahun 2030 dan 2060.
Baca Juga: Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita Mengajak Vietnam Bekerja Sama dalam Pengembangan Mobil Listrik
Pencapaian emisi nol bersih tidak akan mungkin terjadi tanpa mengatasi pembakaran bahan bakar fosil di sektor transportasi. Saat ini, kendaraan listrik dipandang sebagai salah satu teknologi dekarbonisasi transportasi jalan raya.
Penjualan kendaraan listrik telah meningkat secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir, dengan peningkatan jangkauan, performa, dan model.
BNEF memperkirakan penjualan kendaraan listrik secara global akan mencapai rekor 10,6 juta kendaraan pada tahun 2022, meskipun terjadi kemacetan rantai pasokan dan inflasi.
Baca Juga: Dampak Konflik di Laut Merah, Pabrik Mobil Listrik Tesla di Jerman Terpaksa Berhenti Berproduksi
Jumlah ini meningkat hampir 60% dibandingkan tahun lalu. Penjualan kendaraan listrik diperkirakan akan mencapai 21 juta pada tahun 2025. Kendaraan listrik telah dimasukkan dalam aksi mitigasi negara kita.
Untuk memenuhi target penurunan emisi berdasarkan Kontribusi Nasional (NDC) Indonesia, kendaraan roda 2 listrik harus mencapai 1,8 juta pada tahun 2025 dan 13 juta pada tahun 2030, sedangkan kendaraan roda 4 listrik harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.
Namun, target ini masih jauh dari pencapaian target pemanasan 1,5°C yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Menurut studi IESR, untuk mencapai hal tersebut, kendaraan listrik harus mencapai 110 juta E2W dan E4W pada tahun 2030, diikuti oleh 3 juta Low Duty Vehicles (LDV) dan 2,4 juta bus.
Baca Juga: Mobil Elektrik BinguoEV, Hasil Produksi ke-2 Wuling Cikarang, Mencapai TKDN 47,5 persen
Ini adalah target yang ambisius, namun harus dipenuhi jika kita ingin berhenti menggunakan bahan bakar fosil.
Untuk mencapai hal ini, pemerintah harus mengarahkan upayanya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penerapan kendaraan listrik.
Banyak negara memulai dengan target yang jelas, didukung oleh kebijakan untuk meningkatkan permintaan kendaraan listrik, mengembangkan infrastruktur, secara bertahap mengembangkan manufaktur dengan memperkuat rantai pasokan, dan mendorong adopsi secara massal.
Baca Juga: Memperingati Hari Ulang Tahun ke-25, Smart Luncurkan Mobil Edisi Spesial
Indonesia Electric Vehicle Outlook 2023 sebagai salah satu laporan andalan IESR. IEVO bermaksud untuk melacak dan memantau kemajuan transisi energi di sektor transportasi.
Laporan ini merupakan kontribusi kami untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman di antara seluruh pemangku kepentingan, serta membentuk prioritas dan peningkatan kebijakan dalam tindakan menuju dekarbonisasi transportasi untuk memenuhi target emisi nol bersih pada tahun 2050.***