Dampak Konflik di Laut Merah, Pabrik Mobil Listrik Tesla di Jerman Terpaksa Berhenti Berproduksi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 13 Januari 2024 02:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perang pasti berimbas ke bisnis dan ekonomi. Produsen mobil listrik, Tesla, mengatakan akan menghentikan sementara produksi mereka di pabriknya di Jerman selama dua pekan, karena gangguan rantai pasokan imbas konflik yang sedang berlangsung di Laut Merah.
“Karena kekurangan komponen, kami terpaksa menghentikan produksi kendaraan di (pabrik Tesla) GigaBerlin pada 29 Januari hingga 11 Februari, dengan pengecualian pada beberapa bagian-bagian tertentu,” kata Tesla dalam pernyataannya, Kamis, 11 Januari 2024.
Tesla, pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat itu berencana melanjutkan produksinya pada 12 Februari 2024.
Serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah telah menyebabkan perusahaan-perusahaan logistik terpaksa menggunakan rute alternatif, yang menyebabkan kenaikan tarif pengiriman dan penundaan pengiriman.
Laut Merah adalah jalur pelayaran penting yang menghubungkan Eropa, Afrika, dan Asia. Rute ini menyumbang hampir 12 persen dari lalu lintas perdagangan global melalui laut.
Houthi telah melancarkan 27 serangan di Laut Merah sejak 19 November, kata militer AS pada Kamis.
Sebagai balasannya, militer Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan rudal yang menyasar kelompok Houti Yaman pada Jumat pagi, 12 Januari 2024.
Serangan itu menyasar sejumlah lokasi kelompok Houti di beberapa kota di Yaman. Gempuran itu merupakan balasan atas serangan-serangan Houti terhadap kapal-kapal dagang, yang dianggap memiliki keterkaitan dengan Israel, di Laut Merah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Jumat bahwa ia memerintahkan serangan tersebut “sebagai tanggapan langsung terhadap serangan Houthi, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal-kapal maritim internasional di Laut Merah.” ***