Kinerja Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah Sebagai Modal Ganjar Pranowo Menjadi Calon Presiden 2024
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 20 September 2023 08:10 WIB
Pada saat tingkat kemiskinan Jateng menurun 3,24 titik persen, penurunan tingkat kemiskinan di DIY sedikit lebih besar, yaitu 3,3 titik persen, sedangkan penurunan di Jabar jauh lebih kecil, yaitu 2,07 titik persen.
Sementara itu, meskipun Jatim pada 2013 memiliki tingkat kemiskinan lebih tinggi dari Jabar, laju penurunan kemiskinannya justru lebih kecil, yaitu 1,57 titik persen. Dalam periode ini, tingkat kemiskinan di Jakarta relatif stagnan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena tingkat kemiskinan di provinsi ini sudah cukup rendah bahkan paling rendah di antara 5 provinsi lain atau dari rata-rata nasional.
Dengan demikian, penurunan kemiskinan di Jateng pada periode pertama pemerintahannya merupakan hal yang sudah sewajarnya, bukan merupakan sebuah prestasi yang istimewa.
Laju penurunan kemiskinan Jateng tidak lebih cepat dari DIY yang memang di awal periode memiliki tingkat kemiskinan yang sedikit lebih tinggi. Jateng juga mencatat penurunan kemiskinan lebih besar dibandingkan 5 provinsi sisanya, karena memang di awal periode Jateng memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan kelima provinsi tersebut.
Baca Juga: Persija Jakarta, Antara Kemenangan Pertama di Stadion Brawijaya dan Kisah Sedih Dibaliknya
Pada periode pemerintahan GP yang kedua, 2018—2022, terjadi pandemi Covid-19. Pandemi mengakibatkan tingkat kemiskinan, baik nasional maupun regional, mengalami peningkatan signifikan, terutama pada 2019—2021. Pada masa pandemi ini, peningkatan kemiskinan terbesar terjadi di Banten (1,57 titik persen), pada saat tingkat kemiskinan nasional bertambah 0,73 titik persen.
Sementara itu, peningkatan kemiskinan di Jateng adalah yang paling rendah, yaitu 0,99 titik persen, dibandingkan provinsi-provinsi lain di Jawa. Tingkat kemiskinan di Jabar meningkat 1,49 titik persen; di Jakarta meningkat 1,25 titik persen; di DIY meningkat 1,1 titik persen; dan di Jatim meningkat 1,03 titik persen.
Rendahnya peningkatan kemiskinan Jateng di masa pandemi ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Jateng untuk menjaga resiliensi masyarakatnya di tengah guncangan.
Pada 2022, setelah pandemi mulai mereda, tingkat kemiskinan nasional maupun regional mulai menurun kembali. Pada 2021—2022 tingkat kemiskinan Jateng menurun dari 11,79 persen, menjadi 10,93 persen atau menurun 0,86 titik persen.
Penurunan ini lebih besar dibandingkan angka nasional, namun bukan yang paling besar di antara 6 provinsi di Jawa. Dalam hal ini, DIY dan Jatim memiliki performa yang lebih baik dengan penurunan kemiskinan masing-masing sebesar 1,46 titik persen dan 1,02 titik persen.