DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kinerja Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah Sebagai Modal Ganjar Pranowo Menjadi Calon Presiden 2024

image
Fadhil Hasan, ekonom.

Angka ini setara dengan penurunan jumlah orang miskin sebanyak 914 ribu jiwa atau rata-rata 183 ribu jiwa per tahun. Meskipun dalam periode pertama GP terjadi penurunan kemiskinan cukup signifikan, laju penurunannya masih lebih rendah dibandingkan periode 5 tahun sebelumnya.

Dalam kurun waktu 2008—2012, tingkat kemiskinan Jateng menurun sebesar 4,67 titik persen dengan rata-rata penurunan tahunan sebesar 0,93 titik persen. Laju penurunan kemiskinan yang lebih cepat memang lebih mungkin terjadi ketika tingkat kemiskinan di awal periode sangat tinggi, seperti di Jateng pada 2008.

Dalam kontestasi politik, terlebih dalam pemilihan presiden, masyarakat berhak memperoleh berbagai informasi tentang calon presidennya. Tanpa membandingkannya dengan kinerja penurunan kemiskinan daerah lainnya, kita tidak dapat menyimpulkan apakah kinerja GP tersebut merupakan sebuah prestasi yang fenomenal atau capaian yang sewajarnya.

Baca Juga: NASA Sedang Ciptakan Robot Humanoid untuk Bantu Pekerjaan Astronot di Luar Angkasa

Pemilihan wilayah pembanding akan sangat menentukan komparabilitasnya. Dalam hal ini, membandingkan dengan nasional tidak akan setara karena penurunan kemiskinan nasional mencakup penurunan kemiskinan di luar Pulau Jawa yang memiliki karakteristik wilayah dan penduduk yang jauh berbeda dengan Jateng.

Oleh karena itu, artikel ini akan mencoba membandingkan penurunan kemiskinan di Jateng dengan 5 provinsi lain di Pulau Jawa. Pada 2013, tingkat kemiskinan antarprovinsi di Jawa terpaut cukup jauh, kecuali antara Jateng dan DIY. Kedua provinsi ini mencatat tingkat kemiskinan yang setara, yaitu 14,6 persen dibandingkan 15,43 persen.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan keempat provinsi lainnya: Jatim sebesar 12,5 persen, Jabar sebesar 9,5 persen, Banten sebesar 5,7 persen, dan DKI Jakarta adalah yang terendah, yaitu 3,6 persen.

Pada 2018, tingkat kemiskinan keenam provinsi ini hampir mencapai konvergensi dengan gap (selisih) tingkat kemiskinan antarprovinsi yang semakin kecil, terutama antara DIY, Jateng, dan Jatim. Hal ini sesuai dengan teori konvergensi bahwa semakin tinggi tingkat kemiskinan suatu wilayah, semakin cepat pula laju penurunan kemiskinannya.[3]

Baca Juga: Jadi Masterpiece! Bohemian Rhapsody Milik Queen Miliki Makna Mendalam untuk Semua Kalangan Hingga Kini

Jika merujuk pada teori konvergensi, DIY dan Jateng seharusnya mengalami penurunan tingkat kemiskinan paling besar, sementara yang paling rendah adalah DKI Jakarta. Dengan mengamati tren penurunan kemiskinan antar provinsi, DIY mencatat laju penurunan kemiskinan terbesar dalam periode 2013—2018, diikuti dengan Jateng dan Jabar.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Berita Terkait