Mereview Pemikiran Denny JA tentang Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 15 April 2023 08:36 WIB
Rational argument empiricism, Critical not dogmatism, Verivication Establishing the existence of universal laws, Buddhism discovered the size of elementary particles and of the universe, that modern physics merely confirms what Buddhist sages knew centuries ago”.
Berlian di Lautan Agama-agama
Denny JA berendam di pertemuan dua samudera: samudera spiritualitas dan samudera ilmu pengetahuan. Hasilnya ialah rangkuman intisari dan panduan hidup bahagia dan bermakna yang dirumuskan dalam Formula 3P+2S yang dikemukakan buku ini. 3P yaitu: Personal relationship, Positivity, dan Passion. Sedangkan 2S adalah: Sense of progress plus Small winning, dan Spiritual blue diamonds.
Formula itulah yang disebut sebagai spiritualitas baru abad 21. Dalam Spiritual blue diamonds, Denny JA menemukan tiga berlian biru spiritualitas yang ada dalam lautan agama-agama
Pertama, adalah prinsip-prinsip yang menjadi intisari agama yakni The golden rule, yaitu prinsip kebajikan. Kedua, prinsip Power of giving atau derma di mana pemberian itu tak selalu berarti materi, namun dedikasi untuk ikut menumbuhkan orang lain. Ketiga, prinsip The oneness. Prinsip segala hal itu satu.
Apakah kita meyakini Tuhan itu ada atau tidak, apakah Tuhan itu dalam bentuk personal God, impersonal God, para dewa, atau kita memahami dengan perspektif deisme, panteisme, agnostisisme.
Semua keyakinan itu tak bisa membantah bahwa ada sesuatu di luar kita Yang Maha Luas dan Maha Misteri, yang melahirkan kekaguman dan religiositas.
Formula yang sangat menarik, karena dan tentu saja Denny JA menyertainya dengan penemuan hasil-hasil riset ilmu pengetahuan. Formula itu seakan ringkasan dari keragaman nilai-nilai keutamaan yang sifatnya universal yang terdapat dalam diri manusia dan berlaku dalam pergaulan manusia bermasyarakat yang terpetik layaknya berlian di dalam samudera biru lautan agama-agama.
Di tengah dan kedalaman samudera biru itu manusia masih dapat membentuk dirinya kembali, memenuhi nilai-nilai keutamaannya layaknya Bima menemukan dirinya di dalam kedalaman samudera melalui telinga sang Dewa Ruci.
Perubahan selalu menandai kehidupan, evolusi masyarakat, dan berlaku juga untuk diri manusia. Begitu pula yang dapat terjadi dalam pemikiran dan perangkat kecerdasan atau otak manusia.