Mereview Pemikiran Denny JA tentang Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Kita Bersama
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 13 April 2023 08:16 WIB
Dalam dunia tasawuf ada pandangan bahwa momen kedekatan pada Tuhan paling intens dan syahdu tidak bisa diungkapkan dalam bahasa diskursif, melainkan diekspresikan dalam bahasa diam (language of silence) dan dalam bahasa seni.
Misalnya, bahasa tubuh (body language) ketika seseorang bersujud secara khusyuk merupakan ekspresi yang estetis dan intens yang sulit dideskripsikan dengan bahasa verbal.
Oleh karenanya agama dan seni selalu tumbuh berbarengan. Baik puisi maupun karya arsitekur yang indah selalu dimotivasi oleh penghayatan iman dan rasa cinta yang dalam.
Kita bisa melihat karya-karya arsitektur monumen keagamaan yang sangat indah yang muncul dan dibangun karena dorongan rasa cinta dan pujian pada Tuhan.
Saat ini wacana keislaman lebih didominasi oleh logika dan bahasa fikih. Sementara Denny—di samping menggunakan pendekatan ilmiah-kuantitaif--mendekati agama juga melalui jalan seni dan mystical philosophy.
Dia mengkaji pemikiran Iqbal, Ibn Araby, Rumi dan sekian tokoh filsafat dan mistikus muslim lain. Hal ini mengisyaratkan apresiasi dan pendekatan Denny terhadap ajaran agama juga melalui jalan tasawuf, filsafat dan seni.
Mungkin ini juga menjelaskan mengapa Denny bersikap inklusif dalam beragama karena pendekaan tasawuf, filsafat, serta seni memang lebih terbuka dan menghargai keunikan penghayatan iman masing-masing pribadi.
Setiap pribadi memiliki pengalaman dan penghayatan iman yang bersifat esoterik dan bersifat sangat pribadi. Dengan kata lain, pintu gerbang terakhir mendekati Allah adalah hati (qalbu) masing-masing orang yang beriman.
Demikianlah, memahami pemikiran Denny dan siapa pun yang lain perihal wawasan dan penghayatan imannya sesungguhnya tidak mudah.
Pertama, wawasan dan penghayatan iman seseorang itu tidak statis berhenti di tempat. Kedua, uraian diskursif-teoritis tentang fenomena dan realitas sosial keagamaan tidak serta merta identik menggambarkan keyakinan dan penghayatan iman seseorang.