Mereview Pemikiran Denny JA tentang Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Kita Bersama
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 13 April 2023 08:16 WIB
Bakat intelektual dan pemikiran kritisnya semakin terpupuk setelah dia meneruskan studi ke Amerika Serikat, menempuh program Master di bidang Public Administration di Pittsburg University (1994) dan program doktor di bidang politik di Ohio State University (2001).
Bagi Denny, masyarakat AS yang plural dan terbuka yang selalu memperjuangkan demokrasi serta sangat vokal membela hak-hak asasi manusia merupakan laboratorium sosial-kemanusiaan yang besar dan dinamis.
Ini yang membuat Denny terlatih untuk berpikir global dan menggunakan helikopter view dalam menatap lanskap kemanusiaan, termasuk aspek agama dan budaya.
Meskipun Denny menggeluti bidang bisnis dan terlibat dalam percaturan politik praktis, namun dia tetap menjaga citra dirinya sebagai seorang ilmuwan politik yang diaktualisasikan sebagai konsultan politik yang andal dengan mendirikan LSI (Lingkaran Survei Indonesia).
Namun begitu, dunia politik rupanya tak cukup untuk mewadahi bakat dan perhatiannya dalam aspek seni dan religiositas sehingga belakangan Denny sangat intens mendalami bidang sastra, seni lukis, dan tasawuf.
Sangat mengesankan, apapun yang dia pilih dan minati dia lakukan dengan sungguh-sungguh sehingga capaian dan hasilnya bisa dilihat dan dinikmati oleh orang lain dan membuatnya dikenal sebagai sosok multitalenta.
Di atas semua itu, Denny tetaplah dikenal sebagai penulis yang produktif sehingga pemikirannya mudah diikuti dan dikritisi secara terbuka.
Baginya kritik itu bagaikan pupuk atau amunisi agar pemikiran senantiasa tumbuh segar dan menyajikan kebaruan.
Agama Sebagai Realitas Kultural
Dalam perjalanan intelektual dan spiritualnya, sebagai seorang ilmuwan dan peneliti Denny mengkaji agama secara empiris-induktif, berangkat dari pengalaman real manusia berdasarkan data empiris-kuantitatif.