Agama Memanusiakan Manusia: Tanggapan terhadap Pemikiran Denny JA tentang Agama Menjadi Warisan Kultural
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 12 April 2023 10:22 WIB
Keenam, menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme, menghormati keberagaman agama, etnis, orientasi seksual dan seterusnya. Ketujuh, kaum buruh bukan hanya mendapatkan gaji yang memadai, tetapi juga hubungan kerja yang sehat.
Umumnya warga Denmark memilih hidup yang seimbang antara dunia kerja dan waktu untuk keluarga. Mereka umumnya tidak gila kerja sampai melupakan keluarga.
Kedelapan, masyarakat menikmati hak-hak dasarnya sebagai warga-negara, demikian juga hak asasi mereka sebagai manusia merdeka.
Pertanyaan menarik, apakah ada hubungan antara agama dan kebahagiaan? Apakah seseorang yang lebih religius juga lebih bahagia? Sejumlah riset menyimpulkan, mereka yang berafiliasi dengan suatu agama potensial menjadi lebih bahagia dibandingkan mereka yang tidak terafiliasi.
Itulah sebabnya mengapa entitas agama tetap bertahan dan diminati. Lalu, bagian mana dari agama yang mampu membuat penganutnya lebih bahagia?
Penelitian itu menyimpulkan bahwa social network yang penuh kehangatan dan memberi makna bagi setiap anggotanya akan mendatangkan rasa bahagia.
Pertanyaan kritis muncul, kalau agama memberi dampak positif bagi kebahagiaan penganutnya, lalu mengapa negara-negara yang penduduknya sangat ketat beragama, seperti Syria dan Afganistan tidak masuk dalam rangking indeks negara bahagia, bahkan sebaliknya?
Jawabannya simpel! Agama hanya mendatangkan bahagia bagi pemeluknya manakala nilai-nilai agama universal, seperti keadilan, kesetaraan, kejujuran, kasih-sayang dan solidaritas mendominasi relasi sosial di antara para pemeluk agama.
Jika dalam sebuah lingkungan sosial keagamaan yang dikembangkan adalah nilai-nilai intoleransi, kekerasan, pemaksaan, dogma, tidak ada kebebasan memilih, dan penuh dengan konflik dan teror, maka dapat dipastikan bahwa pemeluk agama di lingkungan yang toksik itu tidak bahagia.
Bahkan, boleh jadi bukan cuma tidak bahagia, melainkan juga mengidap penyakit kejiwaan (mental health disorder) yang parah untuk waktu yang lama.