Kuratorial Lukisan Denny JA, Resma Ramesh dkk di Pameran Seni Rupa International Minangkabau Literacy Festiva
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 27 Februari 2023 09:06 WIB
Sebuah babak baru memunculkan terjadinya pertentangan sosial antara kaum bangsawan dengan kaum borjuasi. Kaum borjuasi lebih memilih lukisan bercorak naturalistik (Pemandangan Alam).
Corak yang berasal dari aliran Barbiinzon Perancis inilah yang dibawa oleh para pelukis Belanda ke Hindia Belanda (Indonesia) pada abad ke-19.
Tokoh –tokoh naturalis seperti Raden Saleh, Abdullah Suryosubroto, Mas Pirngadie, Wakidi dan Basuki Abdullah adalah penggerak corak Naturalis di Indonesia.
Tebaran corak naturalistik sebagai bentuk modernitas seni rupa di Sumatra Barat dipelopori oleh pelukis pada Wakidi pada tahun 1940-an.
Dalam perjalanannya hingga sekarang, Wakidi melahirkan para murid – muridnya yang dikenal dengan istilah Wakidian. Corak Naturalistik menjadi satu-satunya corak dalam perkembangan seni lukis modern periode awal perjalanan seni rupa Sumatera Barat.
Salah seorang Wakidian yang hingga saat ini masih aktif berkaya adalah pelukis Minda Sari yang pada saat ini menjadi salah satu peserta pameran Lintas Masa Minangkabau International Literacy Festival.
Seni Abstrak
Sejarah perkembangan seni abstrak dimulai di Eropa pada abad ke-19 dan kemudian berkembang pesat di Amerika Serikat pada awal abad ke-20.
Pada awal kemunculannya, seni abstrak berhasil menjadi aliran seni baru, sebagai bentuk respon terhadap karya-karya realis.
Para pelukis mulai merepresentasikan obyek nyata ke seni abstrak dengan mengutamakan warna simbolik dibanding warna alami.