Syaefudin Simon: Bilakah Umat Islam Mengubah Buih Menjadi Permadani?
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 31 Desember 2022 13:23 WIB
Dari 600 ribu hadits diseleksi berdasarkan karakter penyampainya, periwayatnya, hingga terpilih 14 ribu hadits. Seleksi dilakukan dalam 16 tahun.
Atau kalau dihitung rata2 Bukhori menyeleksi 1 hadist tiap 15 menit dengan metoda yang sangat subyektif (diasumsikan Bukhori bekerja full 24 jam per hari, 30 hari per bulan). Kalau hanya bekerja 14 jam per hari, ada 1 hadits diperiksa dan diseleksi dalam 8 menit.
Abad 9 informasi tentang nabi dan para sahabatnya yang meriwayatkan hadits dari Uzbekistan tempat Bukhari hidup, yang berjarak 4.134 km dari Mekkah, sangatlah sulit dicari.
Bagaimana Bukhori menentukan seorang perawi (periwayat) hadits itu jujur, tidak punya kepentingan politik atau kepentingan pribadi, dan tidak terjadi distorsi antar orang dalam periwayatan tentu sangat subyektif dan rentan salah.
Baca Juga: Inilah Asal Usul Lengkap Adanya Transformers, Tahun Diciptakannya Sejak Generasi 1
Apakah ada peer review dari ulama yang lain soal metoda dan hasil analisa Bukhori? Maka Buya Syakur mengajak beragama dengan rasional dan dibarengi dengan critical thinking.” Tulis Budi.
Prof. Budi – seperti halnya Buya Syakur – tampaknya ingin mengajak umat untuk berpikir logis, kritis dan rasional dalam membaca kitab suci dan hadits. Tanpa itu, Islam hanya menjadi buih.
Tanpa berpikir logis, kritis, dan rasional – umat Islam memang tidak akan mampu “merubah buih menjadi permadani.” Seperti janji cinta yang Nabi Muhammad ucapkan kepada ummatnya! Tak akan pernah terjadi.***