Syaefudin Simon: Bilakah Umat Islam Mengubah Buih Menjadi Permadani?
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 31 Desember 2022 13:23 WIB
Jika bara itu "dilepas" bisa membakar kemarahan umat. Tapi bila bara itu digenggam terus, sakit sekali. Tangan kita yang menggenggamnya terbakar.
Umat Islam, misalnya, mengutip Buya Syakur, telah 1200 tahun lebih dicekoki tafsir ayat-ayat Qur'an yang berbasis hadist-hadist Buchori-Muslim secara serampangan.
Padahal hadist-hadist tersebut (yang dianggap mayoritas umat Islam adalah paling absah dan sahih) banyak sekali yang narasinya atau kontennya tidak rasional, antisains, antikemanusiaan, rasis, dan sangat subyektif.
Kita tahu, Imam Buchori, kolektor hadits terbanyak dalam Islam, yang hidup dua abad setelah Nabi Muhammad wafat, mengklaim telah mengumpulkan 600.000 hadist dari seluruh jazirah Arab.
Baca Juga: Pele Meninggal Dunia, Presiden Brazil Umumkan Berkabung Tiga Hari
Ia kemudian menyeleksinya sedemikian rupa berdasarkan matan (konten) dan rawih (kesinambungan riwayat) dari hadits-hadits itu.
Sang Imam akhirnya berhasil membukukan sejumlah hadits selektif tersebut menjadi "kitab sahih Buchari" yang kini jadi pedoman mayoritas umat Islam di seluruh dunia.
Kritik Buya Syakur terhadap kompilasi hadist oleh Imam Buchori itu, seperti ditampilkan tivi Wamimma, dicatat oleh Prof. Dr. Budi Santoso Purwokartiko, Guru Besar Teknik Industri ITS Surabaya (lihat laman FB Budi Purwokartiko).
"Awalnya Buya Syakur membahas hadits, yang kebanyakan bukan kata nabi secara langsung; tapi, cerita orang lain di sekitar nabi. Lalu ada seleksi hadits yang dilakukan oleh Bukhori yang hidup 200 tahun sesudah nabi.
Baca Juga: Mengenal Wisata Gunung Mamake, Pemandangan Saat Malam Hari Luar Biasa Indah