Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Donald Trump Ingin Bawa Iran ke Perundingan
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 23 Juni 2025 08:26 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sebuah percakapan telepon, Minggu 22 Juni 2025 membahas perlunya membawa Iran ke meja perundingan, demikian pernyataan kantor perdana menteri Inggris.
“Kedua pemimpin membahas situasi di Timur Tengah dan menegaskan kembali besarnya risiko yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran terhadap keamanan internasional," demikian pernyataan itu.
Mereka juga membahas tindakan yang diambil Amerika Serikat pada Sabtu malam untuk mengurangi ancaman tersebut, dan sepakat bahwa Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan senjata nuklir, demikian antara lain isi pernyataan itu.
Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran
Amerika Serkat melancarkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran yang terletak di Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Menurut pernyataan resmi dari Washington, serangan itu ditujukan untuk menghancurkan atau setidaknya melemahkan program nuklir Iran secara signifikan.
Presiden Donald Trump menyampaikan bahwa Teheran harus sepakat untuk mengakhiri perang ini. Jika tidak, Iran akan menghadapi konsekuensi yang jauh lebih serius.
Baca Juga: Iran Ancam Serang Pemasok Senjata ke Israel
Wakil Presiden AS J.D. Vance menegaskan bahwa AS tidak sedang dalam kondisi perang melawan Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menanggapi bahwa “pintu diplomasi seharusnya selalu terbuka, tetapi saat ini... bukan waktunya.” Ia menyalahkan Amerika Serikat sebagai pihak yang telah mengkhianati jalur diplomasi.
Araghchi menegaskan bahwa Iran akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasionalnya.
Baca Juga: China Kutuk Serangan Amerika Serikat ke Iran
Organisasi Energi Atom Iran menyatakan bahwa pengembangan industri nuklir Iran tidak akan berhenti meskipun mendapat tekanan dari luar.
Serangan AS ini memicu reaksi keras di tingkat internasional. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut serangan tersebut sebagai eskalasi berbahaya di kawasan dan merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Rusia mengecam keras serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran dan menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, Piagam PBB, serta resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Parlemen Iran Setujui Usul Menutup Selat Hormuz
Moskow juga menyerukan kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memberikan tanggapan yang jujur terhadap peristiwa ini.
Selain Rusia, Kuba dan China juga menyampaikan kecaman keras kepada AS.***