“Khazanah Intelektual Islam”: Warisan Intelektual Nurcholish Madjid untuk Islam yang Inklusif dan Rasional
- Penulis : Khoirotun Nisak
- Rabu, 18 Juni 2025 16:00 WIB
.jpg)
Buku ini memiliki keluasan referensi dan kepekaan sosial penulisnya. Cak Nur menggabungkan warisan pemikiran Islam klasik—dari Al-Ghazali hingga Ibnu Khaldun—dengan filsafat Barat modern.
Ia mampu mengutip Al-Qur’an dengan keindahan tafsir, lalu menyambungkannya dengan ide-ide seperti demokrasi, HAM, hingga spiritualitas dalam konteks kebangsaan.
Inilah bentuk Islam yang tidak tertutup, tidak defensif, dan tidak reaksioner. Islam, bagi Cak Nur, adalah gerakan peradaban.
Baca Juga: Perkumpulan Penulis Satupena Akan Diskusikan Pemikiran Islam Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafii
Namun demikian, sebagai kumpulan esai, struktur buku ini memang tidak selalu sistematis. Pembaca perlu fleksibel mengikuti alur yang berpindah-pindah topik, meski tetap dalam satu benang merah besar: pencarian Islam yang rasional, manusiawi, dan kontekstual.
Bagi pembaca yang baru mengenal pemikiran Cak Nur, mungkin beberapa bagian terasa agak padat, terutama yang sarat dengan istilah filsafat. Tapi itu sebanding dengan kedalaman makna yang ditawarkan.
Mengapa buku ini penting hari ini? Karena di tengah polarisasi—antara Islam konservatif yang menutup diri dan Islam liberal yang sering kehilangan akar spiritualnya—Khazanah Intelektual Islam menawarkan jalan tengah yang matang.
Baca Juga: Kenangan Omi, Istri Nurcholish Madjid: Cak Nur Bukan Tipe Suami yang Serba Harus Dilayani.
Buku ini bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga untuk siapa saja yang ingin memahami bagaimana agama bisa tetap menjadi kekuatan pencerah dalam masyarakat modern tanpa kehilangan jiwanya.
Khazanah Intelektual Islam adalah warisan berharga yang harus terus dibaca, dibicarakan, dan diwariskan lintas generasi—karena agama yang hidup adalah agama yang terus direnungkan.***