“Think Like a Monk”: Membongkar Kearifan Sunyi dalam Dunia yang Bising
- Penulis : Khoirotun Nisak
- Selasa, 17 Juni 2025 12:17 WIB
.jpg)
ORBITINDONESIA.COM - Apa yang terjadi ketika seorang pemuda urban yang tumbuh di tengah modernitas Barat memutuskan untuk meninggalkan semuanya dan menjalani kehidupan sebagai biksu di India?
Jay Shetty menjawab pertanyaan ini dengan membagikan pengalamannya melalui buku Think Like a Monk, sebuah karya yang menggabungkan kebijaksanaan kuno dengan kegelisahan kontemporer.
Buku ini bukan sekadar kisah spiritual pribadi, melainkan peta navigasi batin yang memandu pembaca untuk kembali pada diri sendiri—pada esensi terdalam yang sering kali terkubur oleh hiruk pikuk dunia luar.
Baca Juga: Buku Karen Armstrong, The Lost Art of Scripturalism
Dalam tiga bagian besar—Let Go, Grow, dan Give—Shetty mengajak kita melakukan perjalanan ke dalam, menyelami labirin ego, kekhawatiran, dan ekspektasi yang membentuk lanskap psikologis manusia modern.
Let Go: Menanggalkan Topeng Dunia
Pada bagian ini, Shetty mengurai bagaimana manusia dikondisikan sejak kecil untuk mengejar definisi kesuksesan yang dangkal—harta, pengakuan, dan status sosial.
Ia meminjam ajaran Veda dan praktik monastik untuk mengajak kita “menanggalkan topeng” yang tak lagi kita sadari sedang kita kenakan.
Baca Juga: Buku Xi Jinping Jelaskan Cara Membangun Komunitas Manusia yang Berbagi Masa Depan
Salah satu kutipan yang paling menggugah berbunyi: “Kita terlalu sibuk menjadi siapa yang diinginkan dunia, hingga lupa menjadi siapa kita sebenarnya.”
Dalam dunia yang didefinisikan oleh ‘likes’ dan algoritma, pesan ini terasa seperti alarm yang menyadarkan jiwa.
Grow: Menyirami Jiwa, Menemukan Dharma
Bagian Grow adalah jantung buku ini. Di sinilah Shetty menyampaikan konsep dharma, yakni tugas hidup yang berasal dari kombinasi antara potensi batin dan pelayanan kepada sesama.
Baca Juga: Buku Musdah Mulia, Muslimah Reformis: "Sebuah Seruan Kritis dari Hati Nurani Seorang Perempuan”
Menurut Shetty, menemukan dharma bukan soal karier atau tujuan jangka pendek, tapi tentang menjalani hidup yang sejalan dengan nilai-nilai terdalam kita.