DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Polisi Manggarai Barat: Jalur ke Destinasi Wae Rebo dari Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur Putus

image
Jembatan Nanga Kalo di Desa Borik Kecamatan Satar Mese Barat Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rusak akibat cuaca ekstrem. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi.

ORBITINDONESIA.COM - Kapolsek Lembor Polres Manggarai Barat Ipda Vinsen Bagus mengatakan, jalur ke destinasi wisata Wae Rebo dari Kabupaten Manggarai terputus karena rusaknya Jembatan Nanga Kalo di Desa Borik, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Menurut info dari Polsek Satar Mese, bahu jembatan itu tergerus banjir akibat hujan lebat kemarin," katanya di Labuan Bajo, Jumat, 13 Juni 2025.

Ia juga menjelaskan, kerusakan jembatan akibat cuaca ekstrem itu juga bisa diakibatkan karena banjir rob, sebab jembatan tersebut berdekatan dengan pesisir pantai.

Baca Juga: Kemenhub: Penerbangan langsung Singapura - Labuan Bajo Beroperasi untuk Tingkatkan Kunjungan Wisata

Kemudian untuk ke destinasi wisata Wae Rebo para wisatawan dari Labuan Bajo kerap melalui jalur Nangalili Kabupaten Manggarai yang melalui Jembatan Nanga Kalo di Desa Borik.

Sehingga, lanjut dia, para wisatawan, warga serta pelaku pariwisata diminta agar memilih jalur alternatif ke destinasi wisata Wae Rebo lainnya yakni melewati lewat Simpang Pela - Manggarai.

"Dipastikan bahwa jembatan itu belum bisa dilewati kendaraan roda empat, sehingga meneruskan informasi dari Polsek Satar Mese agar para wisatawan ataupun pengguna jalan lainnya menghindari jalur tersebut," katanya.

Baca Juga: Event International Golo Mori Jazz 2025 di Labuan Bajo Disambut Antusias Warga Nusa Tenggara Timur

Lebih lanjut, ia juga meminta agar warga dan para wisatawan agar meningkatkan kewaspadaan karena masih terdapat bencana hidrometeorologi karena cuaca ekstrem di wilayah NTT.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat, khususnya di wilayah pesisir perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mewaspadai potensi banjir rob pada 13-14 Juni 2025.

“Banjir pesisir atau rob ini disebabkan oleh adanya fenomena bulan purnama pada 11 Juni 2025 yang berpotensi meningkatkan air laut maksimum,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang Yandri Anderudson Tungga.

Baca Juga: Warga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur Bawa Keluarga Nikmati Liburan Paskah di Pantai Pede

Berdasarkan pantauan, katanya, prediksi pasang surut, kecepatan angin, dan tinggi gelombang, dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah NTT berupa potensi banjir rob.

Karena itu pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini banjir rob di wilayah pesisir perairan NTT yang berlaku pada 13-14 Juni 2025.***

Halaman:

Berita Terkait