DECEMBER 9, 2022
Kuliner

Mantap, Mi Instan Indonesia Tersohor di Kalangan Warga Korea Saat International Ramyeon Fair

image
Ilustrasi - Mie ramyeon Korea. (ANTARA/HO-Korean Cultural Center Indonesia)

ORBITINDONESIA.COM - Pada April 2025, salah satu merek mi instan asal Indonesia menarik perhatian publik saat berpartisipasi dalam Korea International Ramyeon Fair yang digelar di Seoul.

"Belakangan ini, banyak turis asal Korea yang menikmati kelezatan mi goreng saat berwisata ke Indonesia. Popularitas mi goreng di kalangan masyarakat Korea pun meningkat, begitu pula dengan minat terhadap mi instan khas Indonesia," demikian pernyataan Direktur Korean Cultural Center Indonesia Kim Yong Woon diterima Antara pada Jumat, 13 Juni 2025.

Berbeda dengan ramyeon Korea, mi goreng khas Indonesia tidak berkuah dan memiliki cita rasa gurih serta pedas-manis, yang ternyata cocok dengan selera masyarakat Korea.

Baca Juga: Rawon Makanan Khas Arek Jawa Timur Jadi Sup Paling Enak di Dunia Raih Skor Tertinggi Taste Kalahkah Ramen

"Secara pribadi, saya sempat merasa kurang puas dengan porsi mi instan Indonesia yang lebih kecil dibandingkan ramyeon Korea. Namun kini, saya lebih menikmati mi instan Indonesia karena porsinya yang lebih besar dan rasa pedasnya yang lebih menonjol," ujar Kim.

Sebagai negara konsumen mi instan terbesar kedua di dunia (menurut World Instant Noodles Association 2023), banyak merek mi instan Indonesia menggandeng artis Korea sebagai bintang iklan, sehingga produk mereka semakin dikenal di kalangan masyarakat Korea.

Sama seperti di Indonesia, kecintaan masyarakat Korea terhadap ramyeon juga sangat luar biasa. Ramyeon pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Korea pada 1963 sebagai upaya mengatasi kekurangan pangan.

Baca Juga: Pemkab Kulon Progo, DI Yogyakarta Adakan Saron Gender Wisata Ramadan di Plaza Kuliner Glagah

Saat itu, satu bungkus ramyeon dijual dengan harga 10 won. Kini, harga rata-rata ramyeon mencapai 1.000 won, atau sekitar Rp 11.800.

Pada awalnya, ramyeon kurang diminati karena masyarakat Korea belum terbiasa dengan makanan berbahan dasar tepung. Namun seiring waktu, varian rasa ramyeon mulai dikembangkan agar sesuai dengan selera lokal, hingga akhirnya ramyeon menjadi salah satu makanan utama yang digemari masyarakat Korea saat ini.

Dahulu, rasa ramyeon dinilai terlalu hambar oleh masyarakat Korea yang menyukai cita rasa pedas. Namun pada era 1980-an, varian ramyeon pedas mulai bermunculan dan terus digemari hingga kini.

Baca Juga: Chef Dr Liza Zainol Malaysia, Kuliner Terbaik Dunia dan Pemegang Guiness Book Record 2023 Hadir di IMLF

Ramyeon dengan beragam rasa dan cara penyajian juga mulai diperkenalkan secara bertahap dan sukses menarik minat konsumen, seperti ramyeon rasa saus kedelai hitam pada 1970-an, ramyeon kemasan cup pada 1973, bibim ramyeon pada 1983, serta ramyeon goreng pedas pada 2012.

"Budaya ramyeon Korea juga semakin populer di kalangan generasi muda Indonesia. Di Jakarta, hadir ramyeon library yang menyerupai perpustakaan, berisi berbagai varian rasa dan merek ramyeon," jelas Kim.

Pengunjung dapat memilih dan memasak ramyeon mereka sendiri, seperti yang dilakukan masyarakat Korea di Sungai Han, di mana mereka membeli ramyeon di minimarket, memasaknya di tempat, lalu menikmatinya di Taman Sungai Han, Seoul. Fenomena ini pun dikenal dengan sebutan “Ramyeon Sungai Han.”

Baca Juga: Pemkab Jayapura, Papua: Festival Sejuta Hiloi pada Juni 2025 Angkat Identitas Budaya Kuliner Suku Sentani

"Saya berharap, dua negara pencinta mi instan ini dapat terus mempererat persahabatan melalui pertukaran budaya yang aktif," tutup Kim.***

Halaman:

Berita Terkait