DECEMBER 9, 2022
Buku

Yuval Noah Harari, "Nexus: Ketika Sejarah, Teknologi, dan Kemanusiaan Bertemu di Persimpangan Baru"

image

ORBITINDONESIA.COM - Dalam bukunya Nexus, Yuval Noah Harari kembali memikat pembaca dengan keahliannya merangkai benang merah antara sejarah, ilmu pengetahuan, dan masa depan umat manusia.

Jika dalam Sapiens ia membawa kita menyusuri jejak evolusi manusia, dan dalam Homo Deus mengajak kita membayangkan masa depan post-manusia. 

Nexus adalah titik temu—sebuah simpul pemikiran—di mana masa lalu, kini, dan esok dibaca sebagai sebuah kesatuan sistemik.

Baca Juga: Denny JA, Sang Filantropis Indonesia

Nexus menyoroti bagaimana hubungan antarmanusia, institusi, teknologi, dan alam membentuk lanskap global yang sangat kompleks.

Di tengah ketidakpastian zaman yang sarat krisis—mulai dari perubahan iklim, disrupsi AI, hingga polarisasi politik—Harari menawarkan kerangka berpikir yang tajam: bahwa masa depan manusia tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi oleh sejauh mana kita mampu memperkuat "jaringan makna" yang kita bangun bersama.

Inilah inti dari “nexus”: bahwa semua saling terhubung, dan kesadaran atas keterhubungan itu adalah kunci bertahan hidup.

Baca Juga: Buku Simon Sinek, Start with Why: Menemukan "Mengapa" Sebagai Kunci Kepemimpinan dan Inspirasi

Yang paling menarik dari buku ini adalah cara Harari membongkar ilusi kemajuan. Ia tidak menolak teknologi, tetapi menantang kita untuk bertanya: apakah kecanggihan digital membuat kita lebih bijak, atau justru semakin terasing dari nilai-nilai kemanusiaan?

Di sinilah kekuatan Harari sebagai penulis—ia tidak hanya menyuguhkan fakta dan data, tetapi juga mengajak pembaca berpikir reflektif dan etis.

Dalam Buku ini, Harari mampu menyederhanakan isu-isu besar tanpa mmengurngi kedalamannya. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Royalti Lagu di Indonesia dan Kisah Keenan Nasution Menuntut Rp24,5 Miliar

Ia menulis dengan gaya naratif yang mengalir, disertai contoh-contoh historis yang relevan dan ilustratif.

Halaman:

Berita Terkait