Sistem "Haijing" China Hadir di Indonesia dengan Teknologi Baru dan Catatkan Terobosan Internasional
- Penulis : Mila Karmila
- Rabu, 28 Mei 2025 03:11 WIB

ORBITINDONESIA.COM - China Oilfield Services Limited (COSL) pada Senin, 26 Mei 2025 mengumumkan bahwa kapal eksplorasi "HYSY720" merampungkan misi eksplorasi seismik selama sebulan di wilayah maritim Indonesia dan telah tiba di Zhanjiang, Provinsi Guangdong, China.
Dalam proyek ini, sistem "Haijing" yang dibawa oleh kapal "HYSY720" untuk pertama kalinya menerapkan kombinasi mode operasi teknologi canggih yang telah diakui secara internasional, yakni "triple energy source arrays + slant tow", yang merupakan peralatan dan teknologi eksplorasi lepas pantai canggih milik China di pasar internasional untuk mencapai terobosan baru.
Sistem "Haijing" merupakan perangkat pertama dari peralatan seismik marine towed-steamer berpresisi tinggi yang dikembangkan oleh China. Kapal eksplorasi laut-dalam berukuran besar "HYSY720" milik COSL bertolak ke wilayah maritim Indonesia pada 8 April 2025 dengan membawa sistem "Haijing" untuk melakukan eksplorasi.
Baca Juga: PetroChina Minta Pemerintah dan SKK Migas Atasi Kelangkaan Alat Pengeboran Migas
Pada Januari 2024, sistem "Haijing" melakukan layanan eksplorasi internasional pertamanya di Indonesia.
Dibandingkan dengan layanan sebelumnya, sistem "Haijing" kali ini mengadopsi mode operasi sinergis "triple energy source arrays" dan "slant tow", yang tidak hanya mengoptimalkan mekanisme eksitasi sumber seismik secara bergantian, tetapi juga meningkatkan densitas pengambilan sampel spasial lebih dari 20 persen.
Dengan mengoptimalkan mekanisme eksitasi sumber-sumber seismik secara bergantian, densitas pengambilan sampel spasial akan terdongkrak lebih dari 20 persen, dan kedalaman serta presisi eksplorasi juga akan semakin ditingkatkan, sehingga menghasilkan dukungan data penting untuk penelitian informasi minyak dan gas, prediksi reservoir, serta identifikasi fluida.
Baca Juga: SKK Migas Gencarkan Lifting Guna Penuhi Kebutuhan Kilang 1 Juta Barel yang Akan Dibangun
Area operasi yang berdekatan dengan pesisir serta gangguan objek terapung menjadi salah satu risiko utama dalam konstruksi proyek tersebut.
Terkait hal ini, tim operasi "Haijing" bekerja sama dengan pemerintah setempat maupun klien untuk merumuskan rencana kontingensi terlebih dahulu, mengirim kapal pengawal untuk membersihkan rintangan di area laut terlebih dahulu, serta melakukan survei kedua setelah kedatangan "HYSY720" guna memastikan bahwa peralatan sistem "Haijing" akan dikerahkan secara aman dan terjamin.
"Dari teknologi hingga keselamatan, kami telah melakukan persiapan menyeluruh untuk menghadapi lingkungan yang kompleks," tutur Chen Baoguo, kapten "HYSY720".
Baca Juga: SKK Migas: Lifting Minyak ExxonMobil Cepu Limited 2024 Melebihi Target Pemerintah
Indonesia merupakan pusat minyak dan gas terkemuka di Asia Tenggara. Dalam beberapa tahun terakhir, di bawah kepemimpinan "Jalur Sutra Maritim Abad ke-21" dan kerangka kerja sama China-ASEAN, kerja sama energi antara China dan ASEAN terus berkembang pesat.