DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Memahami Kecenderungan Politik dari Dalam Diri

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Tes ini hadir bersama 14 instrumen psikologis lainnya, dilengkapi kecerdasan buatan, dan tersedia dalam 28 bahasa. Siapa pun kini bisa mengenal diri, kapan saja, di mana saja, bahkan dari genggaman tangan melalui handphone.

Tapi tipologi politik bukanlah barang baru. Ia lahir dari tragedi sejarah dan pencarian mendalam.

Tahun 1950, Theodor Adorno dan tim ilmuwan sosial Amerika menerbitkan karya klasik: The Authoritarian Personality. Mereka menyelidiki bagaimana manusia biasa bisa mendukung kekejaman atas nama ideologi. (1)

Baca Juga: Catatan Denny JA: Olahraga Padel Segera Naik Daun di Indonesia

Mereka menyimpulkan bahwa orientasi politik bukan semata rasional. Ia dibentuk oleh rasa takut, oleh luka masa kecil, oleh persepsi terhadap dunia: apakah aman, atau mengancam.

Dari sana, psikologi mulai bersilangan dengan ilmu politik. Dan tipologi pun mulai dirangkai.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Tumbuh Bersama Dongeng Walt Disney

Menyusun tipologi politik seperti membaca gugusan bintang. Ia mencari pola dari jagat batin manusia.

Pionir seperti Herbert McClosky dan Philip Converse pada era 1950–1960-an merancang pertanyaan bukan sekadar “partai apa yang Anda pilih?”, tetapi: “Apa dunia ideal Anda?”

Mereka menyusun pertanyaan seperti:

Baca Juga: Catatan Denny JA: Jangan Sampai Indonesia Menjadi Negara Tuan Tanah

• Haruskah negara mengatur ekonomi?

Halaman:

Berita Terkait