DECEMBER 9, 2022
Kolom

Ketika Presiden Prabowo Bilang Otak di Belakang Madiun Affairs adalah Belanda

image
Buku tentang PKI dalam kasus Madiun Affairs (Foto: Istimewa)

Oleh Hendrajit*

ORBITINDONESIA.COM - Kalau Presiden Prabowo bilang Madiun Affairs ternyata di belakang itu Belanda otaknya, buat saya bukan hal baru. Saya sudah tulis berulangkali di pelbagai kesempatan.

Yang suprise buat saya, yang mengatakan ini adalah Prabowo dalam kapasitasnya sebagai presiden. Ini bakal membuka kotak pandora. Bukannya PKI tidak terlibat, hanya saja tidak sesederhana yang tampak muka.

Baca Juga: Hendrajit tentang Novel John Grisham yang Berkisah Soal Pengacara

Berikut terlampir tulisan lama saya, Desember 2023:

Baca buku Harry Poeze, sejarawan Belanda, tentang Madiun, PKI bergerak. Yang saya garisbawahi adalah tragedi Muso sebagai sosok pemimpin. Pandangan dan analisisnya yang dangkal dalam membaca dinamika politik Indonesia 1948, menjadikan dirinya sebagai pemimpin yang terkurung dalam lingkungannya sendiri.

Alhasil, Muso tidak mempunyai penglihatan yang baik tentang tali-temali masalah yang membelit republik yang baru berumur tiga tahun itu. Tambahan lagi, orang-orang di ring satu Muso seperti Amir Syarifuddin, Setiajit, dan Maruto Darusman, tetap saja sejatinya sosialis dan komunis bercita rasa Eropa.

Baca Juga: Hendrajit: Pesan Terakhir Franz Kafka pada Sahabatnya Max Brod Tentang Pemusnahan Buku Karyanya

Dan lagi frustrasi tingkat dewa setelah tersingkir dari pemerintahan. Sehingga masukan kepada Muso, isinya berupa hasutan untuk mengobarkan kemarahan Muso yang pada dasarnya memang temparemental, dan tukang kepruk.

Sehingga informasi dan analisis ketiga orang ini kepada Muso, merupakan penilaian subyektif dan penuh fantasi. Tidak berdasarkan laporan intelijen yang sesuai kondisi nyata dalam masyarakat. Dan tidak berdasarkan analisis ideolog Marxis yang selalu bertumpu pada kondisi objektif.

Disinformasi dan analisis keadaan dari Amir-Setiajit-Darusman kepada Muso inilah, yang menjadi dasar dari keputusan meletuskan pemberontakan Madiun 1948.

Baca Juga: Hendrajit: Membaca Benang Merah Dalam Buku Novel Steve Berry dan Dan Brown

Apa pelajaran buat kita sekarang? Pola pikir dan gaya kepemimpinan ala Muso ini ada di berbagai kelompok pergerakan saat ini. Bahkan di dalam tubuh pergerakan Islam. Sehingga gampang jadi sasaran provokasi untuk diradikalisasi. Jadi bukan di lingkup pergerakan komunis saja.

Halaman:

Berita Terkait