China: Pintu Terbuka Bila Amerika Serikat Mau Berunding, Syaratnya Berhenti Mengancam dan Menekan
- Penulis : Abriyanto
- Rabu, 07 Mei 2025 07:30 WIB

Hal tersebut menjadi yang terburuk sejak awal 2022. Kontraksi itu bahkan terjadi sebelum dimulainya perang dagang.
AS pun hanya tinggal menghitung hari sebelum gangguan rantai pasokan sedangkan masa jeda 90 hari atas tarif timbal balik akan berakhir pada 8 Juli 2025.
Pemerintahan Donald Trump mengenakan tarif hingga 245 persen atas barang-barang impor dari China, sementara China membalas dengan tarif sebesar 125 persen terhadap produk-produk AS.
Baca Juga: Pascatarif, Apakah Trump Versus Powell Akan Jadi Guncangan Global Berikutnya?
Trump sudah memberi negara-negara lain jeda tarif selama 90 hari, karena para pemimpin negara tersebut berjanji untuk bernegosiasi dengan AS, meski China tetap menjadi pengecualian.
Sebaliknya, Beijing menaikkan tarifnya dan menerapkan langkah-langkah ekonomi lainnya sebagai wujud pernyataan untuk "berjuang sampai akhir" misalnya dengan membatasi ekspor mineral tanah jarang dan mengajukan sejumlah tuntutan kasus terhadap AS di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Dana Moneter Internasional (IMF) pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya sebesar 2,8 persen untuk 2025 karena perang tarif tersebut.***
Baca Juga: Korea Selatan dan AS Akan Gelar Negosiasi Tingkat Tinggi di Washington tentang Tarif Impor