Delegasi Indonesia Dipimpin Airlangga Hartarto Temui USTR Guna Lanjutkan Negosiasi Tarif AS
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 19 April 2025 05:50 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR), guna melanjutkan progres negosiasi tarif resiprokal AS.
Airlangga Hartarto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 18 April 2025 menyebutkan, USTR menjadi lembaga terdepan yang bertanggungjawab mengoordinasikan kebijakan perdagangan internasional AS, tarif komoditas, dan merupakan negosiator perdagangan utama untuk AS dalam semua perjanjian perdagangan dan investasi bilateral, regional, dan multilateral.
“Karena itu USTR menjadi pihak AS pertama yang akan didatangi oleh perwakilan semua negara dalam melakukan negosiasi tarif dengan AS,” terang Airlangga Hartarto.
Baca Juga: Airlangga Hartarto: Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Tropical Coastland
Dalam pertemuan dengan Ambassador Jamieson Greer (USTR), Airlangga menyampaikan tawaran dan permintaan dari Pemerintah Indonesia untuk merespon kebijakan tarif perdagangan AS.
“Sebagai sesama negara demokratis terbesar, Indonesia dan AS terbuka untuk kerja sama yang saling menguntungkan, khususnya kerja sama untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ucap dia.
Airlangga menyampaikan langkah strategis Indonesia dalam upaya mengajukan penurunan tarif perdagangan.
Baca Juga: Menko Airlangga Hartarto Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Lampaui "Peer Countries"
Indonesia mengajukan penawaran konkret terkait upaya untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS, dengan melakukan peningkatan impor dan pembelian barang dari AS.
Indonesia dapat meningkatkan pembelian barang dari AS, dengan merealokasi sesuai kebutuhan nasional Indonesia untuk pembelian produk energi (migas) dari AS, produk-produk pertanian yang selama ini diimpor dari AS seperti kedelai, gandum, dan lain.
Indonesia juga menawarkan untuk mengoptimalkan kerja sama di bidang mineral kritis (critical minerals), dan mendorong investasi strategis dengan skema bisnis ke bisnis (B-to-B).
Kemudian di sisi yang lain, Airlangga juga menyampaikan permintaan Indonesia untuk mendapatkan penurunan tarif ekspor dari Indonesia ke AS, khususnya terhadap ekspor top 20 produk utama Indonesia, karena selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor.