DECEMBER 9, 2022
Internasional

China: Pintu Terbuka Bila Amerika Serikat Mau Berunding, Syaratnya Berhenti Mengancam dan Menekan

image
Ilustrasi perang dagang AS - China (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah China menyebut masih terbuka untuk melakukan perundingan dagang dengan Amerika Serikat (AS), tapi dengan syarat AS berhenti melakukan ancaman dan memberi tekanan.

"Perang tarif ini dilancarkan oleh AS. Posisi China konsisten dan jelas, kami akan melawan, jika memang harus melawan. Pintu kami terbuka, jika AS ingin berunding," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa, 6 Mei 2025.

Dalam wawancara khusus dengan satu media di AS, Presiden AS Donald Trump mengatakan tarif impor barang China ke AS pada suatu waktu akan diturunkan, tapi Trump tidak mengatakan akan mengambil langkah pertama untuk membawa persoalan perang tarif itu ke meja perundingan.

Baca Juga: Pascatarif, Apakah Trump Versus Powell Akan Jadi Guncangan Global Berikutnya?

"Baru-baru ini AS telah berulang kali menyatakan harapan untuk terlibat dalam negosiasi dengan China karena memang tidak ada pemenang dalam perang dagang atau perang tarif," tambah Lin Jian.

Namun Lin Jian menegaskan jika AS benar-benar ingin berunding, maka negara tersebut harus berhenti mengancam dan memberikan tekanan.

"AS harus mengupayakan dialog dengan China berdasarkan kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan," ungkap Lin Jian.

Baca Juga: Korea Selatan dan AS Akan Gelar Negosiasi Tingkat Tinggi di Washington tentang Tarif Impor

Presiden Donald Trump sejak beberapa pekan lalu termasuk pada Minggu, 4 Mei 2025 pernah mengatakan bahwa setidaknya satu kesepakatan perdagangan akan segera terjadi tapi tidak menyebutkan dengan negara mana. Trump juga mengatakan bahwa keputusan ada di tangannya, bukan di tangan negara lain.

"Kami sedang bernegosiasi dengan banyak negara tetapi pada akhirnya saya akan membuat kesepakatan saya sendiri karena saya yang membuat kesepakatan, bukan mereka yang membuat kesepakatan," kata Trump.

"Ini bukan seperti kesepakatan besar yang akan ditandatangani -- dalam beberapa kasus kami akan menandatanganinya, tetapi kami tidak harus menandatanganinya. Saya akan menetapkan kesepakatan, saya akan menetapkan tarif," kata Trump lagi.

Baca Juga: Ketum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie Ajak Asosiasi Perkuat Usaha Logistik Hadapi Tarif Resiprokal Trump

Namun media di AS memberitakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS melambat tajam pada kuartal I 2025 yang ditunjukkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut 0,3 persen, turun dari pertumbuhan 2,4 persen dalam kuartal IV 2024 berdasarkan data Departeman Perdagangan AS.

Halaman:

Berita Terkait