DECEMBER 9, 2022
Internasional

Beijing: Video CIA Berbahasa Mandarin untuk Rekrut Mata-mata China adalah Bentuk Provokasi

image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa, 06 Mei 2025 (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Sementara satu video lainnya menunjukkan sudut pandang seorang pegawai muda yang waktunya habis untuk melayani bosnya menikmati kemewahan, sedangkan karir dan kehidupannya stagnan dan hanya kembali ke apartemen kecil tempat ia tinggal bersama orang tuanya.

Dalam narasinya, sang pemuda mengatakan "Sejak usia muda, partai mengajarkan selama kita tekun mengikuti jalan yang ditetapkan para pemimpin, kita akan memiliki masa depan yang cerah. Namun langit yang seharusnya dinikmati oleh semua orang kini hanya dinikmati oleh beberapa orang. Saya menolak untuk berdiam diri,".

Kedua video pun diakhiri dengan adegan sang tokoh menghubungi CIA di situs agensi tersebut.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Mengatakan Kesepakatan Dagang dengan China Akan Adil

Pada takarir yang menyertai kedua video itu disebutkan CIA menghargai orang-orang yang mau memberikan informasi kepada lembaga itu dan untuk menjaga agar pemberi informasi tetap aman, CIA meminta orang itu menonton video cara menghubungi badan intelijen itu secara aman dan bersabar hingga mendapat respon balik.

Kedua video itu pun diunggah bersamaan saat China merayakan Hari Buruh dimana pemerintah memberlakukan libur nasional selama lima hari yaitu pada 1-5 Mei 2025.

Rilis video tersebut diambil setelah CIA pada Oktober 2024 meluncurkan upaya untuk merekrut informan baru di China, Iran dan Korea Utara dengan mengunggah instruksi daring tentang cara menghubungi badan tersebut dengan aman, menyusul apa yang disampaikan CIA sebagai upaya yang berhasil merekrut orang dari Rusia.

Baca Juga: Chongqing Berhasil Praktikkan Pemikiran Xi Jinping pada Era Baru China

Direktur CIA John Ratcliffe sebelumnya mengatakan tidak ada musuh yang pernah memberikan tantangan yang lebih berat bagi AS dibanding China karena dominasi di bidang ekonomi, militer dan teknologi.

China disebut memiliki kemampuan untuk menyerang AS dengan senjata konvensional, membahayakan infrastruktur AS melalui serangan daring, menargetkan aset AS di luar angkasa, dan bahwa ingin menggantikan AS sebagai kekuatan AI utama pada 2030.

CIA, menurut Ratcliffe, harus terus menanggapi ancaman tersebut dengan urgensi, kreativitas, dan keberanian, dan video-video tersebut hanya salah satu jawaban dalam melakukannya.

Baca Juga: Produsen Mobil China Genjot Ekspansi Global

Sementara Kementerian Keamanan Negara China yang bertanggung jawab untuk pekerjaan intelijen dalam beberapa tahun terakhir pun mengubah citranya menjadi lebih terbuka.

Halaman:

Berita Terkait