Sekjen Herman Khaeron: Partai Demokrat Dorong Kepemimpinan Muda Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 04 Mei 2025 05:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Partai Demokrat menilai generasi muda memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Herman Khaeron.
Herman Khaeron menegaskan pentingnya pengelolaan bonus demografi secara tepat, agar menjadi kekuatan transformasi bangsa.
"Indonesia saat ini berada dalam puncak bonus demografi, dengan sekitar 70 persen penduduk kita berada dalam usia produktif. Ini bukan sekadar angka, melainkan modal strategis yang menentukan masa depan bangsa. Jika dikelola dengan baik, generasi muda kita akan membawa Indonesia menjadi negara maju pada 2045," kata Herman Khaeron dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 4 Mei 2025.
Baca Juga: Puan Maharani: Selamat, Mas Agus Harimurti Yudhoyono Terpilih Kembali Jadi Ketua Umum Demokrat
Ia mengatakan, generasi muda bukan hanya sebagai tulang punggung ekonomi, tetapi juga agen perubahan sosial dan politik.
Oleh karena itu, negara perlu hadir memperkuat ekosistem pendidikan vokasional, pelatihan kerja, dan ruang partisipasi dalam ekonomi digital dan inovasi sosial.
"Tidak cukup hanya mempersiapkan tenaga kerja, kita harus menciptakan wirausaha muda, pemimpin muda, dan inovator dari berbagai sektor, dan hari ini, Partai Demokrat bukan baru memulai, tapi sudah menjalankan peran tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Susilo Bambang Yudhoyono Dipilih Jadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Periode 2025-2030
Dia menambahkan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga menekankan pentingnya menyiapkan generasi muda melalui pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman, serta membuka ruang seluas-luasnya bagi kepemimpinan baru yang adaptif dan berintegritas.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk usia produktif diproyeksikan mencapai lebih dari 200 juta jiwa hingga dua dekade mendatang.
Menurutnya, kondisi ini harus dimaksimalkan melalui peningkatan kualitas pendidikan, keterampilan kerja, dan akses teknologi.
Ia juga menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, mulai dari ketimpangan akses pendidikan, pengangguran terbuka, hingga potensi disrupsi sosial akibat radikalisme dan penyebaran informasi palsu.