DECEMBER 9, 2022
Kolom

Melanjutkan Semarak Pasar Modal Menuju Indonesia Emas 2045

image
Pekerja melihat gawainya di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom/am

ORBITINDONESIA.COM - Pasar modal memiliki peran signifikan dalam membangun perekonomian sebuah negara. Dengan perusahaan yang berkembang di dalamnya akan meningkatkan terbukanya lapangan pekerjaan baru.

Melalui pasar modal, Pemerintah juga dapat menjadikannya sumber alternatif pendanaan, misalnya, dengan menerbitkan obligasi atau surat utang dan menawarkannya ke pelaku pasar, baik institusi ataupun individu.

Begitu pula bagi perusahaan swasta, pasar modal dapat dijadikan sumber alternatif pendanaan, dengan menerbitkan efek dalam bentuk saham ataupun obligasi dan menawarkannya ke pelaku pasar.

Baca Juga: Makin Keren! Ini Keuntungan Pinang Paylater, Permudah Pelaku Usaha Agen BRILink Akses Permodalan

Sejak Pemerintah Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada 10 Agustus 1977, peran pasar modal sebagai sumber pendanaan dan sarana investasi terus meningkat, khususnya sejak dilakukannya swastanisasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Desember 1992.

Saat ini atau setelah 47 tahun diaktifkan kembali, pasar modal Indonesia memiliki target- target yang telah dicanangkan sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusinya bagi perekonomian nasional.

Dalam waktu terdekat, pasar modal Indonesia memiliki target capaian untuk tahun depan 2025, yang sekaligus tahun awal pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Baca Juga: Penguatan IHSG dan Optimisme Pasar Modal di Tengah Dinamika Pascapemilu

Dalam jangka menengah, telah juga dicanangkan Roadmap Pasar Modal Indonesia Tahun 2023--2027 yang berisi target- target untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Optimisme 2025

Pada tahun 2025, pasar saham Indonesia menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp13,5 triliun, dengan jumlah hari bursa sebanyak 242 hari.

Baca Juga: Erick Thohir: Dividen BUMN Lebih Besar dari Penyertaan Modal Negara, yakni 55 Persen dan 45 Persen

Asumsi tersebut didasarkan atas adanya tren penurunan inflasi dan suku bunga acuan global, yang mana The Fed telah menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin dan diproyeksikan akan menurunkan lagi pada tahun depan.

Halaman:

Berita Terkait