DECEMBER 9, 2022
Nusantara

BKKPN Tangani Paus Terdampar Mati di Pantai Padahidoi, Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur

image
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang menangani seekor paus terdampar mati di Pantai Padahidoi, Desa Kolorae, Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 21 April 2025. ANTARA/HO-Humas KKP

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional atau BKKPN Kupang bergerak cepat menindaklanjuti laporan seekor paus terdampar mati di Pantai Padahidoi, Desa Kolorae, Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Laporan awal diterima dari warga setempat yang kemudian disampaikan oleh Kepala Desa Kolorae kepada BKKPN Kupang," kata Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Tim BKKPN segera memberikan instruksi teknis penanganan melalui sambungan telepon, agar langkah-langkah penyelamatan dan mitigasi bisa segera dilakukan.

Baca Juga: Perhimpunan Nelayan Nusa Tenggara Timur Tolak Kewajiban Penggunaan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan

Ia menjelaskan berdasarkan identifikasi awal di lapangan, paus yang terdampar merupakan jenis Paus Paruh Blainville (Mesoplodon densirostris) dengan panjang tubuh mencapai 3,2 meter. Saat ditemukan, pada Senin, 21 April 2025, paus ini berada dalam kondisi kode 2, yaitu terdampar dan baru mati.

“Paus telah dikuburkan oleh masyarakat secara gotong royong pada pukul 14.00 WITA menggunakan peralatan sederhana. Ini adalah bentuk nyata kepedulian masyarakat terhadap perlindungan biota laut yang dilindungi,” ujar Imam.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP A Koswara menyampaikan paus merupakan mamalia laut yang dilindungi sepenuhnya oleh negara dan termasuk dalam prioritas konservasi keanekaragaman hayati laut Indonesia.

Baca Juga: Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur Minta Warga Gunakan 'Tumbler' Kurangi Botol Plastik

Koswara juga memberikan apresiasi atas kepedulian dan respons cepat masyarakat yang berkoordinasi dengan aparat dan pemerintah setempat.

"Respons cepat sangat penting untuk mencegah risiko kesehatan dan dampak lingkungan. Ini contoh baik keterlibatan masyarakat dalam pelestarian laut,” ujarnya.

KKP menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat lokal, dan masyarakat dalam merespons kejadian mamalia laut terdampar, sekaligus memperkuat edukasi tentang pentingnya konservasi laut di wilayah pesisir.

Baca Juga: Warga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur Bawa Keluarga Nikmati Liburan Paskah di Pantai Pede

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian biota laut, khususnya mamalia laut yang terancam punah, demi keberlanjutan ekosistem laut dan kesejahteraan generasi mendatang.***

Berita Terkait