Kincir Waktu Sir Azyumardi Azra, Sepercik Kenangan Pribadi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 18 September 2022 17:12 WIB
Saat itu aktor-pembawa acara Ramzi Thebe dan istri menggelar syukuran makan siang di Plataran GBK dengan mengundang anggota WAG Unity in Diversity.
Baca Juga: Canggih Nirsentuh Alias Touchless Flush Melebar ke Fasilitas Sanitasi
Tak dinyana, saya diberikan Ramzi posisi kursi berdekatan dengan Prof. Edi, Prof. Komaruddin Hidayat, dan psikolog klinis forensik Kasandra Putranto. Posisi duduk itu membuat obrolan santai di antara kami lebih sering terjadi dibandingkan dengan anggota lain yang duduk lebih jauh.
Usai acara, pandemi merajalela sehingga dilakukan PSBB oleh Pemerintah yang membuat seluruh kegiatan berpindah ke jalur daring. Saya mulai sering japrian dengan Prof Edi. Berbincang aneka topik.
Pada medio 2021 saya menulis novel Dayon yang beraroma Minangkabau. Sebuah kisah slice of life dari pemuda bernama Jems Boyon asal Kapau.
Saya perlu tokoh publik yang bersedia memberikan testimoni. Najwa Shihab sebagai pegiat literasi dan Duta Baca Nasional sudah bersedia. Saya masih butuh seorang pembaca ahli berdarah Minang dan memiliki aktivitas di tingkat global. Sebuah nama muncul di benak saya meski saya tak terlalu yakin beliau punya waktu di tengah kesibukannya: Prof. Azyumardi Azra.
Baca Juga: Azyumardi Azra Meninggal Dunia, Begini Kondisi dan Situasi di Rumah Duka
Ternyata lelaki kelahiran Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatra Barat ini bersedia. Beberapa hari kemudian beliau kirimkan kesaksian yang kemudian diputuskan penerbit MCL Publisher dicetak di sampul depan:
“Dayon lebih dari sekadar novel. Dia menggambarkan gejolak psikologis, sosiologis dan antropologis anak bangsa di tengah perubahan disruptif. Bacaan wajib yang reflektif dan kaya perspektif.” ~ Prof. Azyumardi Azra, CBE, Guru Besar Ilmu Sejarah.
Di akhir 2021 saya kembali menerbitkan novel baru. Kali ini genre political-thriller dengan salah satu setting utama di Kota New York. Judulnya Kincir Waktu 1, berkisah tentang isu pemerkosaan massal pada Reformasi 1998 dan skandal imigrasi ilegal ke AS yang menyertainya.