Pengantar Buku Riset Internasional LSI Denny JA: Menentukan Kemajuan Negara Melalui Indeks Tata Kelola Pemerintahan
- Penulis : Arseto
- Kamis, 17 April 2025 08:20 WIB

Keberlanjutan Lingkungan menjadi dimensi tak kalah penting. Di tengah perubahan iklim global, negara harus menyeimbangkan pembangunan dengan konservasi alam.
Tanpa kebijakan hijau, kita mewariskan kehancuran pada generasi seperti Alif.
-000-
Baca Juga: Inilah Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Culture and Politics in Sumatra and Beyond
GGI adalah indeks komposit. Ia mengambil data dari lembaga global seperti World Bank, UNDP, EIU, Yale University, dan PBB. Perhitungannya dilakukan melalui normalisasi, pembobotan, dan agregasi dari enam dimensi utama. Total 187 negara diukur dalam indeks ini.
Tahun 2024, Denmark, Finlandia, dan Swiss berada di peringkat tiga besar. Indonesia berada di peringkat 79 dari 187 negara, dengan skor 54,575
Meskipun mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019, Indonesia masih berada di kuadran IV: negara dengan tata kelola buruk dan pendapatan per kapita rendah.
Analisis kuadran menunjukkan bahwa semua negara dengan tata kelola baik (GGI > 70) adalah negara dengan pendapatan per kapita tinggi (di atas US$14.000).
Tidak satu pun negara miskin yang memiliki skor GGI tinggi. Koefisien korelasi GGI dengan pendapatan per kapita adalah 0.805 (p<0.001). Artinya, peningkatan kualitas tata kelola hampir pasti berbanding lurus dengan peningkatan kemakmuran.
-000-
Namun, sebuah indeks tak pernah cukup menjadi mantra penentu arah. Ia harus ditanyai, dipertanyakan: sejauh mana ia mampu menangkap bisikan getir dari pelosok-pelosok sunyi seperti milik Alif?