DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Berhadapan dengan Makam Nabi Muhammad SAW

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Ya Nabi,
dalam doaku subuh ini,
aku melihat banyak budak baru lahir:
budak harta, budak kekuasaan,
budak digital, budak ego.

Mereka disiksa bukan oleh tuan,
tapi oleh diri mereka sendiri.

Aku melihat negeri-negeri
yang mengagungkan namamu,
namun tak meneladani cahayamu.

Kau disebut, tapi tak dicintai.
Kau dipuja, tapi tak ditiru.
Pemimpinnya korup.
Rakyatnya kehilangan arah.
Agama menjadi ornamen,
bukan suluh.

-000-

Ya Nabi,
jika suatu hari umatmu tersesat
di lorong-lorong gelap modernitas,
dan lupa jalan pulang,
izinkan azan Bilal kembali bergema—
bukan dari menara,
tapi dari lubuk hati yang merindu.

Akankah,
kaum algoritma pun bersujud:
data-data bertasbih,
kode-kode bertahlil,
dan langit digital yang dulu hitam
kini memancarkan shalawat
dari pixel-pixel yang merdeka.

Di hadapan makammu,
aku tak lagi bicara.
Aku hanyalah air mata
yang ingin belajar
menjadi cahaya.***

Di Masjid Madinah, di dekat makam Nabi Muhammad SAW, 2 April 2025

CATATAN

Halaman:

Berita Terkait