DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Berhadapan dengan Makam Nabi Muhammad SAW

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Tapi yang datang justru mimpi
dari langit yang membisikkan:
“Allahu Akbar…”

Itu sebuah azan, panggilan suci,
untuk jeda sejenak,
dan salat,
memberi ruang bagi jiwa,
untuk dimekarkan dengan sentuhan Sang Gaib.

Kau pun menunjuk Bilal,
mantan budak yang dulu diinjak,
sebagai muazin pertama dalam sejarah, untuk suarakan itu adzan.

Tahun 632,
kau telah tiada.
Bilal berdiri, hendak mengumandangkan adzan.

Tapi ketika sampai pada:
“Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah…”
suaranya pecah.
Air matanya menggantikan kalimat.

Namamu membuatnya roboh.
Ia pun memilih bisu,
agar kenangan tak pecah
di udara.

Bilal undur dari menara.
Bukan kalah oleh waktu,
tapi karena tiap gema azan
telah berubah menjadi
ratapan kenangan

Kini di tahun 2025,
aku duduk tafakur di sini.
Kudengar lagi suara azan,
dan hatiku berkumandang.

Aku membaca kisah hidupmu
seperti membaca cahaya
yang masih hangat dari 1400 tahun lalu.

Kau katakan tugasmu
hanya ingin membangun akhlak manusia.
Dan risalahmu bukan untuk satu kaum,
tapi untuk seluruh alam.

Halaman:

Berita Terkait