DECEMBER 9, 2022
Internasional

Iran Sebut Tawaran Presiden AS Donald Trump Akan Direspons Lewat "Saluran yang Sesuai"

image
Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang Iran. /ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Iran pada Senin, 17 Maret 2025, menyatakan surat yang dikirim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Teheran mencerminkan pernyataannya di depan publik dan akan ditanggapi melalui "saluran yang sesuai."

"Kami tidak memiliki alasan untuk mempublikasikan pesan Trump saat ini," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam suatu konferensi pers.

"Laporan media mengenai pesan ini sebagian besar bersifat spekulatif. Isi surat tersebut tidak jauh berbeda dari pidato publik Trump dan hanya mengulangi poin-poin yang sama," tambahnya.

Baca Juga: Menlu Iran Abbas Araqchi Sebut Belum Terima Surat AS Terkait Negosiasi Nuklir

Baghaei menegaskan bahwa Iran akan merespons surat Trump setelah melalui kajian mendalam. "Tanggapan kami akan diberikan melalui saluran yang tepat setelah proses penilaian selesai," ujarnya.

Surat yang dikirim oleh Trump itu disampaikan kepada Teheran pada Rabu oleh Penasihat diplomatik Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Anwar Gargash.

Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa dirinya telah mengirim surat kepada para pemimpin Iran untuk membahas kesepakatan nuklir.

Baca Juga: Iran Datangkan Qari untuk Pererat Hubungan dan Budaya Alquran dengan Masyarakat Indonesia

"Saya mengatakan bahwa saya berharap mereka mau bernegosiasi karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran," katanya, sebelum memperingatkan Teheran tentang kemungkinan aksi militer.

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam apa yang disebutnya sebagai "taktik intimidasi" setelah ada ancaman dari Trump.

"Desakan dari sejumlah kekuatan yang suka menindas untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran bukanlah (bertujuan) untuk menyelesaikan masalah, tetapi lebih kepada menegaskan dan memaksakan keinginan mereka sendiri," ujar Khamenei. "Republik Islam tidak akan menerima tuntutan mereka."

Baca Juga: China, Rusia, Iran Bertemu di Beijing Bahas Masalah Nuklir

Pada 2018, Trump secara sepihak menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran.

Halaman:

Berita Terkait