DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden Donald Trump: "Hari-hari Menarik Menanti dalam Hubungan AS dan Iran"

image
Presiden AS Donald Trump (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Donald Trump pada Jumat, 7 Maret 2025, mengatakan "hari-hari yang menarik" akan datang bagi Amerika Serikat (AS) dan Iran, saat ia berupaya menegosiasikan perjanjian nuklir baru dengan Teheran atau memilih "opsi lain," yang kemungkinan merujuk pada tindakan militer.

Berbicara kepada wartawan di Ruang Oval, Trump menegaskan bahwa "hal berikutnya yang akan Anda bicarakan adalah Iran" dan berjanji bahwa "akan ada hari-hari yang menarik ke depan."

Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network mengungkapkan bahwa ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mengusulkan pembicaraan nuklir.

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei: Tak Ada Salahnya Terlibat, Tapi Jangan Bergantung pada Barat

"Kami hampir mencapai tahap akhir dengan Iran. Ini akan menjadi momen yang menarik, dan kita lihat saja nanti apa yang terjadi. Tapi kita sudah di saat-saat terakhir. Saat-saat terakhir. Kami tidak bisa membiarkan mereka memiliki senjata nuklir," ujar Trump di Ruang Oval.

"Kami memiliki situasi dengan Iran yang akan segera berkembang, sangat, sangat segera. Saya kira Anda akan segera membicarakannya, dan semoga kami bisa mencapai kesepakatan damai," kata Trump.

"Saya tidak berbicara dari posisi kuat atau lemah. Saya hanya mengatakan bahwa saya lebih memilih kesepakatan damai daripada opsi lainnya, tetapi opsi lainnya juga bisa menyelesaikan masalah," tambahnya.

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei: Serangan Israel Tidak Boleh Dianggap Remeh

Misi Tetap Iran untuk PBB di New York menanggapi pernyataan Trump soal surat yang dikirimkan kepada Khamenei, dengan menyatakan bahwa mereka belum menerima surat tersebut, menurut laporan media Iran.

Sebelumnya, Khamenei telah melarang negosiasi dengan pemerintahan Trump, yang ia sebut sebagai "tidak bisa dipercaya."

Pejabat senior Iran, termasuk Presiden Masoud Pezeshkian dan Menteri Luar Negeri Abbas Aragchi, secara konsisten menegaskan bahwa mereka tidak akan bernegosiasi dengan AS di bawah tekanan dan ancaman.

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei Ancam AS dan Israel dengan "Balasan yang Menghancurkan"

"Selama kebijakan tekanan dan ancaman maksimum dari AS masih berlanjut, kami tidak akan memasuki negosiasi langsung dengan AS," kata Aragchi dalam sebuah wawancara di Jeddah, Arab Saudi, pada Jumat. ***

Berita Terkait