Puisi Esai Denny JA: Tuhan, Bisakah Kutemukan Dalam Rumus Matematika?
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 10 Maret 2025 21:30 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Seorang jenius matematika, Kurt Godel, bapak teori Teorama Ketidaklengkapan, menyatakan keberadaan Tuhan bisa ia buktikan dalam rumus matematika) (1)
-000-
Di perpustakaan Widener yang sunyi di Harvard,
tempat lantai marmer menyimpan jejak para jenius,
seorang lelaki berkacamata,
duduk di antara buku-buku tua,
membaca Gödel, mencari Tuhan dalam angka.
Ia seorang jenius.
William, begitu mereka memanggilnya,
berjalan di antara teorema dan hipotesis,
meyakini bahwa Tuhan,
jika Ia ada,
bisa dirumuskan dalam angka.
Di luar, menara gereja berdenting,
jalan berbatu basah oleh hujan musim gugur.
Di dalam aula, hanya ada sunyi,
dan lelaki itu yang terus menulis,
mencari jejak-Nya di persamaan matematika,
di rumus-rumus algoritma,
di formula ilmu aljabar.
-000-
“Dalam sistem yang sempurna,”
katanya dalam hati,
“segala yang ada harus bisa dibuktikan.”
Ia merancang argumen,
sebuah teorema yang melingkar,
seperti labirin yang menjebak penciptanya sendiri.
Jika keadilan ada,
tetapi dunia tak selalu adil,
harus ada sesuatu di luar dunia,
menyelesaikan ketidakadilan.
Maka Tuhan harus ada,
karena harus ada yang Maha Adil.
Namun sesuatu tetap terasa hampa.
Angka-angka itu sempurna,
tapi tak bernyawa.
Ia cermin tanpa bayangan,
seperti simfoni yang kehilangan nada terakhirnya.
Di antara angka yang tak berujung,
dan persamaan yang saling bertaut,
ia bertanya: apakah Tuhan hanya gema?
Hanya refleksi kesadaran, terpantul di kaca logika?
-000-
Suatu sore yang letih,
ia meninggalkan aula,
melangkah ke taman tua.
Di tepi Sungai Charles yang mengalir tenang,
perahu dayung melintas dalam ritme sunyi,
angin membawa aroma dedaunan basah,
mengusap air yang berkilau dalam cahaya senja.
Di dahan oak yang berusia seabad,
seekor burung kecil berkicau,
melodi sederhana, tanpa bukti, tanpa teori.
Ia duduk,
melepas kacamatanya,
merasakan kelembutan dunia,
tanpa angka, tanpa logika, tanpa sistem yang tertutup.
Dan saat itulah,
di antara napas dan detak jantungnya,
ia merasakan sesuatu.
Bukan kesimpulan, bukan hipotesis,
bukan jawaban yang bisa dituliskan di papan hitam.
Tapi kehadiran yang tak meminta bukti.
-000-
Ia menatap langit,
yang birunya lebih dalam dari segala persamaan matematika.
Ia tersenyum,
seperti seseorang yang akhirnya mengerti sesuatu
tanpa perlu memahami.
Tuhan, ternyata,
bukan di angka,
bukan di logika,
bukan dalam bukti yang ia cari selama ini.
Tuhan ada di embusan angin,
di suara burung yang bernyanyi tanpa alasan,
di getaran halus tangannya yang menyentuh bunga.
Bukan untuk dibuktikan,
tapi untuk dirasakan.
Dan sore itu,
seorang ilmuwan meletakkan penanya,
dan untuk pertama kalinya,
ia merasa cukup.
Ia tak menemukan Tuhan dalam angka,
tetapi Tuhan telah menemukannya dalam keheningan.***
Jakarta, 10 Maret 2025
CATATAN
(1) Kurt Gödel terkenal dengan klaimnya bahwa keberadaan Tuhan adalah keharusan logis.
ABC News – Computer Scientists ‘Prove’ God Exists – ABC News