
Di antara cetusan Soekarno yang sedikit itu, ada satu yang bernilai sejarah tinggi: bila Soekarno-Hatta dibunuh atau ditangkap Sekutu, Tan Malaka yang menjadi pengganti, meneruskan perjuangan.
Dalam pikiran Soekarno memang terbersit kecemasan tentang tindakan Sekutu.
Waktu itu ada isu bahwa mereka yang membantu rezim militer Jepang akan ditangkap, bahkan dicap sebagai bagian dari “kejahatan perang.” Soekarno, juga Hatta, kerap disebut kolaborator.
Beberapa hari kemudian, pertemuan rahasia mereka kembali dilangsungkan.
Kali ini pertemuan berlangsung di rumah Dr Moewardi, pemimpin kesatuan paramiliter Barisan Pelopor.
Soekarno mengulangi lagi pernyataannya: jika Soekarno-Hatta dibunuh atau ditangkap Sekutu, Tan Malaka yang menjadi pengganti.
Soebardjo akhirnya mendengar kabar tersebut dari Tan Malaka. Ia lalu meminta Soekarno menerbitkan wasiat tertulis.
Partai Murba kembali hidup
Setelah Tan Malaka dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, menjelang tahun 1964 awal tahun 1965 atas hasutan PKI, Partai Murba dibekukan lalu beberapa bulan kemudian dibubarkan.
Baca Juga: Partai Murba Berusia 76 Tahun, Pjs Sekjen Ben Ibratama Tanur Sebar Undangan
Tokoh-tokoh Murba seperti Sukarni Kartodiwirjo ditangkap Kejaksaan Agung dan ditahan. Sukarni difitnah PKI bekerja sama dengan CIA untuk menggulingkan Presiden Soekarno.