DECEMBER 9, 2022
Kolom

Pentingnya Rekening Emas di Bullion Bank

image
Pramuniaga menata emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui nomor surat S-325/PL.02/2024 menyetujui izin usaha Bulion PT Pegadaian dan kini resmi menjadi bank emas (bullion bank) pertama di Indonesia serta dapat melaksanakan kegiatan deposito emas, pinjam modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.

Jawabannya bisa ditelusuri ke berbagai faktor. Salah satunya adalah regulasi yang tertinggal. Pemerintah selama ini lebih fokus mengatur sektor perbankan konvensional, sementara perdagangan dan penyimpanan emas berjalan dalam ekosistem yang terfragmentasi.

Ditambah lagi, ada kepentingan global yang tak bisa diabaikan. Negara-negara dengan bullion bank mapan seperti Swiss, Inggris, atau Singapura selama ini menikmati status sebagai pusat perdagangan emas dunia.

Jika Indonesia mulai membangun ekosistem bullion bank yang kuat, bukan tidak mungkin negeri ini akan berhadapan dengan berbagai tekanan ekonomi dan geopolitik. Namun, terlambat bukan berarti kehilangan kesempatan. Dengan diluncurkannya bullion bank oleh Presiden Prabowo, ada momentum baru yang bisa dimanfaatkan.

Baca Juga: Kamis Ini, Harga Emas Antam Rp2.000 Jadi Rp1,064 per Gram

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura menyebut manfaat bagi negara dengan adanya bullion bank mencakup tersedianya platform yang aman dan terstruktur, adanya diversifikasi dan kemudahan bertransaksi emas, dan adanya bank emas yang bisa menjadi bagian dari cadangan devisa nasional.

Tapi, pertanyaannya sekarang, apakah ini sekadar formalitas, atau benar-benar akan mengubah peta ekonomi emas Indonesia?

Rekening emas

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini naik Rp4.000 jadi Rp1,141 juta per gram

Di sinilah bullion bank menjadi penting. Bullion bank bukan sekadar tempat menyimpan emas digital. Jika dijalankan dengan benar, ini bisa menjadi game changer bagi sistem keuangan nasional.

Dengan rekening emas, masyarakat tidak perlu lagi membeli emas fisik dan menyimpannya di rumah dengan risiko pencurian. Mereka bisa menabung dalam bentuk gram emas, bertransaksi dengan mudah, bahkan menjadikannya jaminan untuk pinjaman.

Namun, ada tantangan besar yang harus diatasi. Masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan emas dalam bentuk fisik. Kepemilikan emas sering kali bukan sekadar soal investasi, tetapi juga psikologis, ada kepuasan tersendiri saat bisa menggenggam emas batangan atau mengenakan perhiasan emas sebagai simbol kemapanan.

Baca Juga: Harga Emas Naik Menyusul Melemahnya Dolar AS

Mentransformasi kebiasaan ini ke sistem digital membutuhkan kepercayaan tinggi terhadap lembaga keuangan yang menanganinya.

Halaman:

Berita Terkait