Staf Ahli Bappenas, Siliwanti: Total Kebutuhan Investasi 2025-2029 Mencapai Rp47 Triliun
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 19 Desember 2024 08:16 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Staf Ahli Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan, Siliwanti menyatakan, total kebutuhan investasi selama lima tahun ke depan (2025-2029) sebesar Rp47.587,3 triliun.
“Rata-rata sekitar Rp9.517,5 triliun per tahun,” ujar Siliwanti di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024.
Investasi ini, menurut Siliwanti, akan bersumber dari tiga kelompok utama, yakni pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta/masyarakat.
Dalam paparannya, dinyatakan oleh Siliwanti bahwa investasi efisien dan transformatif menjadi salah satu kunci mendorong perekonomian tahun 2025-2029.
Berdasarkan komposisi pembelian, investasi dari swasta/masyarakat menjadi kontributor terbesar. “Ini yang kita harapkan adalah sekitar 86,7 persen atau sekitar Rp41.277 triliun,” ungkap Siliwanti.
Adapun investasi pemerintah sekitar 6,9 persen atau sekitar Rp3.282,7 triliun. Sementara besaran persentase untuk investasi BUMN 6,4 persen atau Rp3.027,7 triliun.
Baca Juga: Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy: Wisatawan Sangat Bisa Diandalkan Jadi Penyangga Ekonomi Indonesia
“Hal ini menggarisbawahi bahwa peran penting sektor swasta/masyarakat dalam mendukung perekonomian nasional ke depan,” kata dia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 8 persen selama lima tahun ke depan.
Beberapa prasyarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen yaitu meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) per Produk Domestik Bruto (PDB) 2 persen, share industri per PDB tahun 2029 meningkat hingga 21,9 persen, ekspor barang 400 miliar dolar Amerika Serikat (AS), lalu pangsa pasar rantai pasok global/global value chain 1,4 persen.
Baca Juga: PT Freeport Indonesia Investasi Sosial 100 Juta Dolar AS per Tahun di Papua
Kemudian juga meningkatkan pendapatan negara per PDB tahun 2029 mencapai 18 persen, belanja negara per PDB 20 persen, produksi pangan meningkat 20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), proporsi kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 45,6 persen, dan rasio PDB Pariwisata 5 persen dengan devisa 39,44 miliar dolar AS.***