DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

PT Freeport Indonesia Investasi Sosial 100 Juta Dolar AS per Tahun di Papua

image
Pasir konsentrat hasil tambang PT Freeport Indonesia sedang dimuat ke kapal di Portsite PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Kamis 12 Desember 2024 untuk dikirim ke smelter. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - PT Freeport Indonesia investasi sosial sampai 100 juta dolar Amerika Serikat per tahun.

"Ke depan investasi sosial bidang pendidikan akan semakin besar porsinya," kata Group Leader Project Management Office PT Freeport Indonesia, Andriyana Saputro di kompleks Kuala Kencana Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Kamis 12 Desember 2024.

Ia menyebutkan investasi sosial masa depan itu rencananya sampai 2041.

Baca Juga: Presiden Direktur PTFI Tony Wenas: Tiga Tahun Terakhir Freeport Berkontribusi Rp125 Triliun untuk Indonesia

Di 2024, katanya, biaya investasi sosial perusahaan itu mencapai sebesar 151,9 juta dolar AS.

Total biaya investasi sosial selama 31 tahun terakhir (1992-2023) perusahaan itu mencapai 2,1 miliar dolar AS.

Di 2023 sebesar 122 juta dolar AS, tahun 2022 sebesar 122,3 juta dolar AS, tahun 2021 sebesar 109,3 juta dolar AS, tahun 2020 sebesar 60,7 juta dolar AS, tahun 2019 sebesar 62,8 juta dolar AS.

Baca Juga: Menko Airlangga Hartarto Resmikan Pengoperasian Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik Jawa Timur

Ia menyebut 2023 porsi bidang pendidikan mencapai sebesar 31,6 persen, kesehatan 18,8 persen, ekonomi 15,5 persen, infrastruktur 7,7 persen, hubungan pemangku kepentingan 4,2 persen, dukungan kebudayaan olahraga dan sosial 17,5 persen, dan lainnya 4,8 persen.

Andriyana menyebutkan, program investasi sosial yang berjalan antara lain Program Kampung Sehat, Rumah Sakit Mitra Masyarakat, Pengendalian Malaria, Riset Kesehatan Dasar.

Selain itu program pembangunan asrama siswa, beasiswa, guru kontrak, pengembangan guru SMK, program pengusaha binaan, penjualan produk perikanan dan pertanian, pembangunan sarana air bersih, pelestarian dan promosi budaya Komoro, pengembangan Papua Football Academy.

Ia menyebutkan ada dua suku utama pemilik ulayat di Mimika yaitu Suku Amungme dan Suku Komoro. Selain itu ada suku-suku yang memiliki kekerabatan lainnya di sekitar wilayah kerja perusahaan itu.

Halaman:
1
2

Berita Terkait