Puisi Esai Denny JA: Melawan Ombak atau Mati?
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 24 Februari 2025 11:30 WIB

Seperti semua kapal yang mereka lihat sebelumnya.
Mai menggenggam tangan ayahnya, matanya bertanya yang tak bisa dijawab.
Dan ombak besar datang perlahan, membesar, seperti tangan dingin yang memeluk mereka.
Menghapus jejak, menyimpan nama mereka dalam sunyi.
"Pejamkan mata, Mai… jangan lihat laut yang menelan."
Bayangkan kita di tanah lain, di bawah langit yang ramah.”
“Di sana, bunga liar tak berhenti bergoyang.
Kau tertawa, kau berlari, tanpa takut, tanpa menangis.”
Di suatu pagi, di tempat lain, seorang awak kapal melihat perahu kosong.
Tak ada yang tahu siapa mereka, dari mana mereka datang.
Lautan menyimpan mereka, tanpa nama, tanpa tanda.
Di papan itu menempel sisa harapan, yang ditelan samudra.
Tanah melahirkan kita, laut menghapus kita.
Sejarah mencatat pemenang, tapi lupa menulis nama yang karam.