Pelapor PBB untuk Palestina Sebut Rencana Presiden AS Donald Trump Terhadap Jalur Gaza "Tak Bermoral"
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 06 Februari 2025 14:14 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina ke luar Jalur Gaza dan supaya AS menguasai wilayah tersebut merupakan wacana yang "tak bermoral", ucap Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina.
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese, dalam konferensi pers di Kopenhagen, Denmark, pada Rabu, 5 Februari 2025 mengecam rencana Trump tersebut yang justru dapat memperburuk konflik kawasan.
"(Rencana Trump tersebut) melanggar hukum, tak bermoral, dan benar-benar tak bertanggung jawab ... apa yang dia usulkan benar-benar tak masuk akal," kata Albanese.
Baca Juga: Hamas Tuding Israel Menghambat Bantuan dan Upaya Rekonstruksi Gaza
Wacana Trump tersebut, kata dia, merupakan provokasi "untuk melakukan pengusiran paksa yang merupakan sebuah kejahatan internasional."
Albanese kemudian mendesak komunitas internasional yang terdiri dari 193 negara berdaulat untuk bertindak lebih tegas dengan "memberi apa yang AS inginkan -- isolasi."
Ia pun menepis anggapan bahwa insentif ekonomi dapat menjadi jawaban terhadap konflik di Timur Tengah yang berlarut-larut.
Baca Juga: AS Akan Ambil Alih Jalur Gaza, Kata Presiden Donald Trump
"Sudah sangat lama komunitas internasional menangani isu Palestina sebagai hal yang bisa diselesaikan melalui pembangunan, insentif ekonomi, dan bantuan kemanusiaan," kata dia.
Meskipun mengakui pentingnya pembangunan ekonomi, pelapor khusus PBB itu menegaskan bahwa hak-hak dasar rakyat Palestina tak boleh sampai dikorbankan.
"Perdamaian melalui pembangunan ekonomi hanyalah harapan untuk menyerah dan tidak akan bermanfaat," ucap Albanese.
Baca Juga: Menlu Mesir dan Palestina Bahas Pemulihan Jalur Gaza Tanpa Relokasi Warga Palestina
"Satu-satunya cara menghentikan kekerasan adalah untuk memberi peluang bagi perdamaian melalui kebebasan," kata dia, menegaskan.