Pukulan Buat AS, PBB Tolak Usulan Trump untuk Merelokasi Warga Palestina Keluar Gaza
- Penulis : M. Ulil Albab
- Selasa, 28 Januari 2025 06:16 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin, 27 Januari 2025 menolak usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina ke luar Jalur Gaza.
“Kami menentang setiap rencana yang akan menyebabkan pemindahan paksa penduduk atau mengarah pada pembersihan etnis dalam bentuk apa pun,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyinggung usulan Trump itu dalam konferensi pers.
Pada Sabtu, 25 Januari 2025, Trump menyerukan untuk "membersihkan" Gaza dan memindahkan warga Palestina ke Mesir dan Yordania, dengan menyebut wilayah tersebut sebagai "lokasi yang telah hancur total" akibat perang genosida Israel.
Baca Juga: Kelompok Pejuang Hamas: Israel Halangi Pengungsi Palestina Pulang ke Gaza Utara
Dujarric mengingatkan bahwa Mesir, Yordania, dan Liga Arab juga telah menolak usulan Trump tersebut.
Mesir, Yordania, Liga Arab, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengeluarkan pernyataan yang dengan tegas menolak segala seruan untuk pemindahan atau relokasi warga Palestina dari tanah mereka.
Situasi di Tepi Barat
Baca Juga: Yordania Kembali Tegas Menolak Ide Trump tentang Pemindahan Warga Palestina dari Gaza
Menanggapi pertanyaan dari Anadolu terkait wilayah pendudukan Tepi Barat yang berpotensi menjadi "Gaza baru" di tengah meningkatnya serangan militer Israel, Dujarric menyatakan: “Kami sangat prihatin dengan memburuknya situasi di Tepi Barat.”
Ia dengan tegas mengkritik “aktivitas kekerasan tak terkendali oleh pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat.”
Dujarric juga mengimbau semua pihak untuk tidak “mengalihkan perhatian dari bagian-bagian lain,” meskipun Gaza tetap menjadi fokus utama.
Baca Juga: Qatar Berhasil Mediasi Kesepakatan Kembalinya Warga Palestina ke Gaza Utara
Mengenai situasi terkini di Tepi Barat, Dujarric menyampaikan peringatan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) terkait memburuknya situasi di Jenin dan kamp pengungsi di wilayah itu.