Jurnalisme Adinegoro, Pilar Kebenaran, Independensi, dan Ketajaman Analisis
- Penulis : Abriyanto
- Selasa, 04 Februari 2025 06:30 WIB
Perjalanan yang ia tempuh bukan sekadar wisata, melainkan sebuah pencarian yang memperdalam pemahamannya tentang dunia dan bagaimana kebenaran harus disampaikan kepada publik.
Salah satu prinsip jurnalistik yang ia yakini adalah verifikasi informasi. Ia menekankan bahwa seorang jurnalis harus mengandalkan bukti dan data, bukan hanya asumsi atau perasaan subjektif.
Dalam buku Kembali dari perlawatan ke Eropa (Sjarikat Tapanoeli, 1930) ia menggambarkan bagaimana pengalamannya di Eropa mengajarkan pentingnya mencari sumber yang kredibel dan berimbang sebelum menuliskan berita. Hal ini sejalan dengan prinsip jurnalisme modern, yaitu bahwa fakta harus diuji sebelum dipublikasikan (hal. 35).
Baca Juga: Jurnalis Sputnik, Artyom Chibarov: AI Hanya Alat Bantu Pembuatan Konten, Bukan Faktor Utama
Selain itu, Adinegoro memahami bahwa objektivitas tidak berarti mengabaikan konteks. Ia menyadari bahwa setiap berita memiliki latar belakang yang memengaruhi sudut pandang pembaca. Ia menulis tentang bagaimana media di Eropa cenderung menampilkan bias dalam pemberitaan politik dan sosial, sesuatu yang ia anggap sebagai tantangan besar bagi jurnalis yang ingin tetap independen (hal. 42).
Dalam konteks ini, ia menegaskan bahwa seorang jurnalis harus mampu menilai apakah suatu berita benar-benar adil atau justru menyembunyikan kebenaran di balik kata-kata yang indah.
Selain prinsip ketepatan dan objektivitas, Adinegoro juga menekankan kecepatan dan kesiapan seorang jurnalis dalam menangkap momen berita. Ia membekali dirinya dengan peralatan modern pada masanya—mesin tik, kamera, bahkan radio portabel—agar ia selalu siap menangkap informasi di mana pun ia berada (hal. 58).
"Seorang jurnalis dalam perjalanan mesti banyak kemerdekaan bergerak," tulisnya. Ini menggambarkan bagaimana fleksibilitas dan kesiapan adalah kunci dalam jurnalisme yang efektif.
Refleksi perjalanan ini mengingatkan kita bahwa jurnalistik bukan sekadar pekerjaan menulis berita. Ini adalah panggilan untuk menggali kebenaran, menyajikan fakta dengan jujur, dan membantu masyarakat memahami dunia dengan lebih baik. Adinegoro, melalui perjalanan dan pemikirannya, telah meletakkan dasar yang kuat bagi jurnalisme di Indonesia—sebuah warisan yang hingga kini tetap relevan dalam menghadapi era disinformasi dan propaganda.
Hari ini, ketika nama pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro diumumkan, kita tidak hanya merayakan prestasi para jurnalis terbaik negeri ini, tetapi juga mengenang seorang pionir yang telah membawa standar jurnalistik Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
Oleh Edhy Aruman